Wednesday, November 2, 2016

Ayah,Bunda. Allah Itu Apa Sih? Bentuknya Seperti Apa ? Allah Ada Dimana ? Kenapa Kita Nyembah Allah ? Begini Jawaban Yang Harus Diberikan Kepada Anak Kita




Mengajarkan tentang agama kepada anak sejak usia dini memang sangat diperlukan dan itu adalah tugas kedua orang tua dari anak tersebut. Terutama mengenalkan tentang hakikat Allah SWT. kepada anak-anak. Namun, terkadang orang tua bingung untuk menerangkan agar kalimatnya mudah dicerna oleh anak-anak.

Terkadang anak-anak juga sering melontarkan pertanyaan kritis yang terkadang sulit untuk dijawab oleh orang tuanya. Mulai pertanyaan besar tentang hakikat Allah SWT hingga hal-hal sederhana yang kadang tak terpikirkan oleh orang dewasa.

Lalu bagaimana cara orang tua menjawab pertanyaan anak seperti, siapa Allah itu? Allah itu seperti apa? Di mana Allah, mengapa tak terlihat? Mengapa kita harus menyembah Allah?


Tak semua orang tua memiliki jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Para orang tua pasti akan kesulitan mencari kalimat serta bahasa yang pas untuk menjawab pertanyaan tersebut sesuai dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh anak.
Sebagian orang tua memilih marah atau menyuruh anaknya berhenti menanyakan hal-hal semacam itu. Padahal, sikap itu tidak tepat. Anak tetap akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaannya.

Bisa jadi, sikap orang tua yang semacam itu akan membuat anak mencari jawaban ke sumber yang salah atau tidak percaya lagi pada orang tua.

Jika orang tua belum mengetahui jawabannya, bersikaplah jujur dan jangan memberi keterangan yang salah. Orang tua bisa mengajak anak untuk bersama-sama mencari jawabannya, lewat buku, media, atau bertanya kepada ahlinya.

Berikut adalah 4 jawaban untuk menjawab pertanyaan anak tentang Allah yang sesuai dengan bahasa anak-anak :

1. �Ayah, Bunda, Allah itu apa sih?�



Nak, Allah itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, kodok, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu. Semua itu ada karena ada yang menciptakan. Dan yang menciptakan semua itu adalah Allah.


2. �Ayah, Bunda, bentuk Allah itu seperti apa?�



Adek tahu �kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing,..semuanya. Nah, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Allah itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan.

Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis

[Dia] Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan [pula], dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (Q.S. Asy-Syura:11)


3. �Ayah, Bunda, Allah itu ada di mana?



Nak, Allah itu bersemayam di Arasy. Allah dekat dengan kita. Allah itu selalu meliputi hati setiap orang yang saleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, kekuasaan Allah selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada.

Mari kita perhatikan firman Allah Swt berikut �Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, Kemudian dia bersemayam di atas �Arsy dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. dan dia bersama kamu di mana saja kamu berada. dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan.� (QS. Al-Hadid: 4).

�Apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan menjungkir balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu bergoncang?. Atau apakah kamu merasa aman terhadap Allah yang di langit bahwa dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat mendustakan) peringatan-Ku?� (QS. Al-Mulk: 16-17).

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.(Q.S. Al-Baqarah (2) : 186)

Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.(Q.S. Al-Hadiid: 4)

Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. (Q.S. Al-Baqarah (2) : 115)

Allah sering lho bicara sama kita..misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan,..nah, itulah bisikan Allah untukmu, Sayang�

Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Al-Baqarah: 213)


4. "Ayah, Bunda kenapa kita harus nyembah Allah?�



Nak, kita menyembah Allah sebagai wujud bersyukur karena Allah telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi.. kalau mesti bayar, �kan Ayah sama Bunda gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Allah, Adek yang rugi, bukan Allah. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru.

Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam.(Q.S. Al-Ankabut: 6)

Semoga bermanfaat dan menjadi pahala, serta dapat cepat terwujudnya generasi muslim bertauhid, dan cerdas. (wajibbaca)

HATI-HATI !! Ternyata, Setan Bisa Kuat dan Membesar Karena Ucapan Ini




Tugas utama setan adalah menyesatkan manusia agar terjerumus ke dalam neraka. Meski demikian, banyak diantara kita justru memilih searah dengan jalannya. Nabi Muhammad SAW kerap mengingatkan umat agar membentengi diri dari godaan setan.

Walaupun tidak mudah menyerah menggoda Bani Adam, namun sekutu iblis ini bisa dilemahkan dengan doa dan amalan tertentu. Sebagian Umat Muslim melakukan amalan tersebut dengan harapan tidak lagi tergoda oleh makhluk laknatullah tersebut.

Namun ternyata, ada kondisi yang membuat setan menjadi lebih membesar. Sayangnya,  hal ini terjadi justru karena kalimat yang diucapkan oleh manusia sendiri. Bahkan setan semakin kuat karena ucapan ini? Kalimat apa yang dimaksud.

Ternyata kalimat yang seharusnya tidak diucapkan oleh manusia agar setan tidak membesar adalah kalimat umpatan atau celaan terhadap setan. Hal ini sering kali terucap saat manusia mengalami kondisi tidak mengenakkan. Terkadang ucapan ini reflek karena kebiasaan yang sudah dilakukan. Misalnya �Celaka lah setan� �ee... setanlah, setan bangsat (maaf).

Hal ini terlarang dilakukan oleh umat Islam. Karena seharusnya ada kalimat lain yang lebih jauh lebih baik diucapkan manusia jika mengalami hal-hal buruk yakni dengan memohon perlindungan dari Allah.

�Janganlah kalian mencela syetan akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari keburukannya.� (HR. Ad Dalimi, dishahihkan Al Albani)

Pasalnya kalimat-kalimat ini justru hanya akan membuat setan mengalami perubahan. Bukan menjadi lebih kecil dan lemah saat diumpat dan disalahkan, mereka justru akan semakin membesar dan kuat karena ucapan-ucapan itu. Bahkan tubuhnya bisa berubah hingga sebesar rumah.

Walid Abu Malih berkata bahwa Rasulullah bersabda, seseorang yang pernah dibonceng Rasulullah menceritakan:

�Ketika aku dibonceng Nabi shallallahu alaihi wa sallam tiba-tiba unta beliau tergelincir. Serta merta aku mengatakan, Celakalah syetan. Maka beliau bersabda, Jangan kamu katakan, celakalah syetan, sebab jika kamu katakan seperti itu maka syetan akan membesar sebesar rumah dan dengan sombongnya syetan akan berkata; itu terjadi karena kekuatanku�, (HR. Abu Dawud).

Syaikh Salim bin �Ied al Hilali dalam bukunya berjudul Al Manaah asy Syar�iyyah fii Shahiih as Sunnah an Nabawiyyah, menjelaskan jika hadist ini berisi larangan bagi manusia mencela setan. Kita dilarang mengaitkan kejadian buruk yang menimpa dengan ulah setan atau rekayasa setan.

Lantas bagaimana seharusnya kita bersikap jika mengalami hal buruk atau kecelakaan? Sebaiknya tetap mengingat Allah dengan membaca basmalah atau berlindunglah kepada Allah (ta�awudz). Sebagaimana petunjuk Rasulullah:

�Akan tetapi ucapakanlah �Bismillah�� (HR. Abu Dawud)

Wallahu a�lam bish shawab (infoyunik)

Inilah Wanita yang Doanya Mampu Menembus Langit Ketujuh




Kisah ini terjadi pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW. Salah seorang wanita dengan tingkat keimanan tinggi datang menemui Manusia kecintaan Allah ini. Ia menghadapi satu kondisi yang mengharuskannya mendapatkan pencerahan.

Namun ternyata, kala itu Nabi belum bisa menjawab karena belum ada wahyu yang diturunkan Allah terkait hal itu. Namun, ini tak lantas membuat si wanita menyerah, Ia berdoa dan memohon kepada Allah agar memberi jalan keluar atas permasalahan hidupnya.

Ternyata doa ini langsung dihijabah Allah. Seketika Nabi menerima Surat Al-Mujadalah sehingga bisa menjawab permasalahan wanita tersebut. Siapa dia sebenarnya? Mengapa doanya dapat  menembus langit ke tujuh dengan demikian cepat?

Nama lengkap wanita ini adalah Khaulah binti Tsa�labah bin Ashram bin Farah bin Tsa�labah Ghanam bin �Auf. Ia merupakan istri dari Aus bin Shamit bin Qais dan dari pernikahan mereka lahir seorang putra yang diberi nama Rabi�.

Kisah saat doanya yang mampu menembus langit ini bermula ketika terjadi permasalahan antara dirinya dan suaminya. Dalam kondisi marah, sang suami kemudian mengeluarkan kalimat yang membuatnya merasa cemas dan perlu memperjelasnya kepada Nabi.

Kalimat yang dilontarkan suaminya tersebut adalah �Bagiku engkau ini seperti punggung ibuku�. Meski setelah itu suaminya berlalu pergi bersama sahabat-sahabatnya, namun tidak serta merta membuat Khaulah melupakan perkataan tersebut begitu saja.

Baginya perkataan tersebut seperti talak dari sang suami kepada dirinya. Sepulangnya dari berkumpul dari sahabatnya, sang suami kemudian menginginkan hubungan suami istri dengan Khaulah.

Namun, Khaulah menolak karena perasaannya yang begitu tidak bisa menerima atas ucapan Aus sang suami. Khaulah berkata, �Tidak� jangan! Demi yang jiwa Khaulah berada di tangan-Nya, engkau tidak boleh menjamahku karena engkau telah mengatakan sesuatu yang telah engkau ucapkan terhadapku sehingga Allah dan Rasul-Nya lah yang memutuskan hukum tentang peristiwa yang menimpa kita.�

Setelah peristiwa tersebut, Khaulah kemudian menemui Rasulullah SAW. Ia pun menceritakan kejadian yang dialaminya kepada sang Nabi. Ia berharap Nabi memberikan pencerahan terhadap apa yang sudah dialami. Namun, Ia harus kecewa, pasalnya pada masa itu, belum ada kejadian yang dihadapi umat dan baru Khaulah yang mengalaminya. Sehingga belum turun firman Allah yang menjelaskan tentang hal  ini.

Rasulullah Shalallahu �alaihi wasallam bersabda, �Kami belum pernah mendapatkan perintah berkenaan urusanmu tersebut � aku tidak melihat melainkan engkau sudah haram baginya.�

Ini artinya, hubungan mereka sudah tidak diperbolehkan lagi. Namun, hati kecil Khaulah pun masih bergejolak, mengingat jika Ia berpisah dengan sang suami, maka akan sulit baginya menghidupi diri dan anaknya Rabi�. Namun Rasulullah Shalalahu �alaihi wasallam tetap menjawab, �Aku tidak melihat melainkan engkau telah haram baginya.�

Setelah peristiwa ini, wanita tersebut terus berdoa memohon kepada Allah agar memberi petunjuk terkait permasalahannya. Kedua matanya meneteskan air mata dan perasaan menyesal. Tiada henti-hentinya Ia berdoa ini berdo�a yang kemudian dikabulkan Allah.

�Yaa Allah sesungguhnya aku mengadu kepada-Mu tentang peristiwa yang menimpa diriku.�.

Ternyata doa ini dihijabah Allah. Rasulullah SAW seketika pingsan seperti biasa saat menerima wahyu. Kemudian setelah Rasulullah Shalallahu �alaihi wasallam sadar kembali, beliau bersabda, �Wahai Khaulah, sungguh Allah Subhanahu wa Ta�ala telah menurunkan ayat Al-Qur�an tentang dirimu dan suamimu, kemudian beliau membaca firman QS. Al-Mujadalah: 1-4, yang artinya:
�Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.�

Orang-orang yang menzhihar (menganggap isterinya sebagai ibunya, atau menyamakan istrinya dengan ibunya sebagaimana ucapan Aus di alinea kedua di atas,  Red) isterinya di antara kamu padahal tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan yang munkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun.
Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Maka barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang-orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (QS. Al-Mujadilah : 1-4)
Setelah turun ayat ini, barulah Rasulullah SAW bisa menjelaskan perihal permasalahan yang dihadapi Khaulah. Baginda Rasulullah SAW kemudian menjelaskan kepada Khaulah tentang kafarat (tebusan) Zhihar:

Nabi SAW: �Perintahkan kepadanya (suami Khaulah) untuk memerdekakan seorang budak!�

Khaulah: �Ya Rasulullah dia tidak memiliki seorang budak yang bisa dia merdekakan.�

Nabi SAW: �Jika demikian perintahkan kepadanya untuk shaum dua bulan berturut-turut.�

Khaulah: �Demi Allah dia adalah laki-laki yang tidak kuat melakukan shaum.�

Nabi SAW: �Perintahkan kepadanya memberi makan dari kurma sebanyak 60 orang miskin.�

Khaulah: �Demi Allah ya Rasulullah dia tidak memilikinya.�

Nabi SAW: �Aku bantu dengan separuhnya.�

Khaulah: �Aku bantu separuhnya yang lain wahai Rasulullah.�

Nabi SAW: �Engkau benar dan baik maka pergilah dan sedekahkanlah kurma itu sebagai kafarat baginya, kemudian bergaullah dengan anak pamanmu itu secara baik.�. (infoyunik)

Inilah Surat yang Buat Umar bin Khattab Masuk Islam




Nama Umar bin Khattab memang begitu familiar bagi Umat Islam. Sahabat Rasulullah SAW dan khalifah ini berhasil membawa Islam pada kejayaan. Banyak negeri dikuasai, musuh tidak sanggup menghadapi, bahkan saat melihatnya setan pun lari.

Pria bergelar Amirul Mukminin tersebut begitu taat kepada ajaran Allah dan Rasul-Nya. Akhir hayatnya juga dihabiskan hanya demi berjuang untuk Agama Islam. Namun siapa sangka, sebelum akhirnya bersyahadat, Islam dan Umar sama sekali tidak bersahabat.

Bahkan Ia berkali-kali berniat membunuh Rasulullah SAW. Hingga akhirnya pada suatu hari sebuah surat memberinya hidayah. Isinya mampu menembus qalbu karena berasal langsung dari sang Pencipta. Padahal sebelumnya, Ia tengah dalam keadaan bersemangat ingin membunuh Rasul. Penasaran seperti apa isi suratnya? Berikut ulasannya.

Perlu diketahui bahwa Umar berasal dari kaum Jahiliyah yang menyembah berhala. Apa yang diajarkan Islam melalui Nabi Muhammad adalah hal yang bertentangan dengan nenek moyangnya. Sehingga Ia begitu marah saat Nabi berhasil membawa banyak pengikut dari kaumnya. Atas dasar pandangannya Umar sangat membenci Nabi Muhammad saw. Dengan tubuhnya yang kekar dan strategi perang yang jitu, membuat Umar begitu diperhitungkan sebagai musuh Islam.

Kisah tentang surat ini adalah ketika Umar hendak datang menemui Rasul untuk membunuhnya. Kemarahannya begitu memuncak ketika tahu banyak dari kaumnya yang justru mengikuti agama yang dibawa Rasulullah. Nafsunya untuk membunuh Muhammad SAW ini juga dilakukan demi menghilangkan beban yang dipikul kaum Quraisy akibat sepak terjang Nabi saw dalam menyiarkan Islam.

Umar meninggalkan rumah dengan membawa sebilas pedang menuju Dar al Arqam, yakni rumah Arqam bin Abi al Arqam, yang sering dijadikan tempat berkumpul Nabi dan sahabatnya menunaikan salat.

Namun alangkah terkejutnya Ia, karena dalam perjalanannya Umar justru mendengar kabar bahwa sang adik, Fatimah dan suaminya sudah memeluk Islam. Adalah Nu�aim bin Abdullah yang memberitahukan informasi tersebut.

�Demi Allah, engkau menipu dirimu sendiri, wahai Umar ! tidakkah engkau berpikir bahwa bani Abdul Manaf akan membiarkanmu tetap hidup setelah engkau membunuh putra mereka, Muhammad? mengapa engkau tidak segera kembali ke rumahmu dan memperbaiki rumahmu sendiri, saudara perempuanmu, Fatimah, beserta suaminya telah memeluk agama Muhammad ?

Mendengar ini Umar laksana tersambar petir. Ia berbalik arah untuk kembali menuju rumah adiknya. Ketika Umar sampai di rumah adik perempuannya, Fatimah dibawah bimbingan Khabab, sang suami sedang mempelajari Surat Thaha. Surat inilah yang membuat Umar jatuh cinta dan memutuskan untuk memeluk Islam. Ia mendengarkan dengan seksama isi surat tersebut.

Ia kemudian masuk kerumah dan mempertanyakan kebenaran tentang kabar mereka masuk Islam. Iparnya, Khabab pun menjawab dan menyebabkan kemarahan Umar.

"Wahai Umar, apa pendapatmu jika kebenaran itu bukan berada pada agamamu?"

Kalimat ini kemudian Umar begitu marah sehingga menendang Khabab hingga tersungkur. Fatimah kemudian mencoba membangunkan suaminya namun justru kena tamparan umar sehingga darah menetes dari bibirnya.

Maka berkatalah Fatimah kepada Umar dengan penuh amarah: �Wahai Umar, jika kebenaran bukan terdapat pada agamamu, maka aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah Rasulullah�.

Umar ingin kembali menamparnya, namun tidak tega karena melihat tetesan darah sang adik. Kemudian Umar mulai melunak dan meminta agar Fatimah memberitahukan apa yang dibacanya tadi.

"Berikan kitab yang ada pada kalian kepadaku, aku ingin membacanya.' Maka adik perempuannya berkata," Kamu itu kotor. Tidak boleh menyentuh kitab itu kecuali orang yang bersuci. Mandilah terlebih dahulu!" lantas Umar bin Khattab mandi dan mengambil kitab yang ada pada adik perempuannya.

Ia pun membaca hingga ayat ke 14 yang pada artinya: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku."

Seketika itu dia memuji dan muliakan isinya, kemudian Umar minta ditunjukkan keberadaan Rasulullah. Umar kemudian memutuskan untuk kembali ke Dar al Arqam namun tetap membawa pedangnya. Sampai di rumah Arqam, kehadiran Umar sontak saja membuat seisi ruangan cemas. Terlebih dengan wajah bengis Umar yang disertai pedangnya tersebut.

Seketika Umar bergegas kembali menuju Dar al Arqam dengan tetap membawa pedangnya. Setibanya disana dia mengetuk pintu. Mereka yang ada di tempat itu kontan saja kaget dan gelisah melihat Umar membawa pedangnya yang telah terhunus.

Namun Hamzah yang juga hadir di tempat itu meyakinkan mereka seraya mengatakan bahwa jika Umar datang membawa kebaikan, kita sambut. Tapi jika Umar datang membawa keburukan, kita bunuh dia dengan pedangnya sendiri. Rasulullah SAW memberi isyarat agar Hamzah menemui Umar.

Lalu Hamzah segera menemui Umar, dan membawanya menemui Rasulullah SAW. Kemudian Rasulullah SAW memegang baju dan gagang pedangnya, lalu ditariknya dengan keras, seraya berkata : �Engkau wahai Umar, akankah engkau terus begini hingga kehinaan dan adzab Allah diturunakan kepadamu sebagaimana yang dialami oleh Walid bin Mughirah ?"

Maka berkatalah Umar : �Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah selain Allah, dan Engkau adalah Rasulullah. Kesaksian Umar tersebut disambut gema takbir oleh orang-orang yang berada di dalam rumah saat itu, hingga suaranya terdengar ke Masjidil Haram.

Sontak saja keputusan Umar untuk memeluk Islam membuat seisi Mekkah langsung gempar. Mengingat dialah orang yang begitu keras menentang Islam namun kini justru menjadi pengikut setia.

Begitulah Allah, dengan mudahnya Dia membolak-balikan hati manusia. Sesuai dengan kehendak-Nya, sesuai dengan yang dipilih-Nya. Bahkan dengan cara-cara yang mudah dan tidak masuk akal. Termasuk dengan sebuah surat At Thohah. Terimakasih sudah membaca. (infoyunik)

Enam Perbuatan Ini Dapat Kokohkan Kaki Saat Lewati Shirathal Mustaqim




Umat Islam tentu sangat familiar dengan Shirathal Mustaqim. Jembatan ini akan dilewati setiap Bani Adam pada pada hari kiamat kelak. Konon Shirathal Mustaqim disebut-sebut seperti rambut yang dibelah tujuh. Sehingga sulit dibayangkan bagaimana manusia bisa melewatinya.

Ditambah lagi, permukaan jembatan ini sangat licin, memiliki kait, cakar dan duri. Meski di ujung jembatan ada surga yang menanti, namun sepanjang lintasan adalah neraka yang berapi-api. Hal ini membuat kaki setiap manusia tidak akan mudah untuk melangkah.


Hanya amalan di dunia saja yang menyelamatkan, sedangkan selebihnya harus pasrah. Jika saja manusia melakukan enam perbuatan ini semasa hidup, maka bisa jadi kaki akan kokoh hingga di ujung jembatan. Apa saja perbuatan tersebut? Berikut selengkapnya.

1. Keterikatan pada Masjid
Perbuatan pertama yang ternyata dapat mengokohkan kaki kita ketika melewati jembatan Ash-Shirat ialah keterikatan pada masjid. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa masjid merupakan tempat bagi orang-orang yang bertakwa.

Oleh sebab itu, Allah akan menyantunu orang yang menjadikan masjid sebagai rumah dengan roh, wewangian, dan rahmat. Tidak hanya itu, orang yang memiliki keterikatan dengan masjid akan diberi petunjuk oleh Allah SWT ketika melewati Ash-Shirat agar bisa masuk ke dalam surga.

2. Ikhlas Bersedekah
Tidak hanya keterikatan dengan masjid, agar bisa lebih kaki kita tidak mudah terperosok ke dalam neraka saat melewati jembatan Ash-Shirat, maka ada perbuatan yang harus kita laksanakan yakni ikhlas dalam bersedekah.

Pada dasarnya sedekah dapat dilakukan dengan apa saja, asalkan sesuatu yang halal. Baik itu harta, jasa bahkan senyuman pun sudah dikatakan sebagai sedekah. Namun, satu hal yang harus diingat ketika kita mengamalkannya belajarkan untuk ikhlas memberikannya kepada orang lain. Sebab ada balasan besar untuk amalan yang demikian. Rasulullah SAW bersabda:

�Barangsiapa berbuat kebaikan dengan bersedekah maka dia diperbolehkan melalui ash-Shiraat dengan mendapatkan petunjuk.�

3. Memaafkan Kesalahan Seorang Muslim
Setiap manusia tentu tidak pernah luput dari kesalahan dan dosa, baik itu kepada Allah ataupun kepada sesama muslim lainnya. Namun, ternyata sebagai sesama muslim kita harus saling memaafkan kesalahan orang lain. Sebab dengan melakukannya, maka Allah akan memudahkan langkah kita saat melewati jembatan Ash-Shirat di akhirat kelak.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, �Barangsiapa yang memberi maaf terhadap orang lain, maka Allah akan menyedikitkan kesulitannya di hari Kiamat.�

4. Mengurangi Beban Kesulitan Orang Lain
Perbuatan selanjutnya yang juga menjadi pengokoh kaki saat melewati jembatan Ash-Shirat ini adalah dengan mengurangi beban kesulitan orang lain. Ketika berada di dunia, sebagai sesama manusia kita harus saling menolong satu sama lain. Saat kita melakukannya dengan hati yang ikhlas, maka Allah akan menolong kita saat berada di akhirat kelak.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah, Rasulullah SAW bersabda, �Barangsiapa yang menyambungkan bagi saudaranya yang Muslim kepada orang yang mempunyai kekuasaan dalam menyampaikan kebaikan atau memberikan kemudahan kepada orang yang tengah dalam kesulitan, Allah akan memberikan pertolongan atas kemudahan melewati ash-Shiraath pada hari Kiamat ketika kaki tergoyah.�

5. Membantu Kebutuhan Orang Lain
Tidak cukup hanya mengurangi beban orang lain, ternyata untuk dapat mengokohkan kaki saat melewati jembatan ini kita juga harus senantiasa membantu kebutuhan orang lain.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas, disebutkan bahwa telah datang seseorang kepada Rasulullah SAW. dan bertanya, �Wahai Rasulullah, Manusia bagaimana yang paling dicintai oleh Allah?� Rasulullah menjawab, �Manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi yang lainnya, amalan yang paling dicintai oleh Allah yang akan membuat kebahagiaan seorang Muslim yang lain adalah: meringankan kesulitan orang lain, memenuhi sebagian utangnya, memberi makan seseorang yang sedang kelaparan, dan memberikan kemudahan bagi orang yang sedang membutuhkan itu lebih baik daripada beriktikaf di masjid ini selama satu bulan. Barangsiapa yang melapangkan diri untuk membantu orang lain, Allah akan mengisi hatinya pada hari Kiamat dengan keridhaan-Nya dan barangsiapa yang berjalan dengan saudaranya akan suatu kebutuhan kemudian dia bisa memenuhinya, maka Allah akan menetapkan dua kakinya pada hari ketika kaki-kaki akan terpeleset ke dalam neraka.�

6. Menjaga Kaum Mukminin dari Gangguan Kaum Munafik
Perbuatan terakhir yang daoat menolong kita saat melewati jembatan Ash-Shirat adalah dengan menjaga kaum mukminin dari gangguan kaum munafik. Hal ini bertujuan agar kita selamat dari segala macam gangguan kaum munafik yang dapat menjerumuskan kita ke dalam api neraka di akhirat kelak.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muadz bin Anas, Rasulullah SAW bersabda, �Barangsiapa yang menjaga seorang Mukmin dari gangguan kaum munafik, maka Allah akan mengutus baginya seorang raja yang akan menjaga dagingnya pada hari Kiamat dari panasnya api neraka dan barangsiapa yang menginginkan seseorang terjerumus pada suatu kejelekan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam Jahannam sampai dia mau mengakui apa yang dikatakannya.� (HR. Abu Dawud).

Demikianlah informasi mengenai enam perbuatan yang dapat mengokohkan kaki saat melewati Ash-Shirat di akhirat kelak. Sebagai kaum muslimin, sudah sepantasnya kita senantiasa mengerjakan amalan kebaikan. Tujuannya adalah agar Allah SWT memberikan balasan kebaikan pula kepada kita. Semoga kita termasuk orang-orang yang mudah langkahnya menuju surga. (infoyunik)

Hafal 10 Ayat Ini Dapat Lindungi Diri dari Fitnah Dajjal




Dajjal merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah yang menjadi pertanda bahwa akan segera datangnya hari kiamat. Ia merupakan sesosok manusia yang memiliki kedua mata namun buta di salah satunya. Di akhir zaman, makhluk inilah yang akan menyebarkan fitnah terbesar bagi umat Muslim.

Fitnah yang disebarkan Dajjal ini akan menjerumuskan umat Islam ke dalam api neraka di akhirat kelak. Hal ini berlaku bagi hamba Allah yang kurang keimanan dan ilmunya terhadap agama islam. Tidak cukup sampai di situ, Dajjal juga menggoda manusia agar tidak mengingkari keislamannya.

Oleh sebab itu, kita harus senantiasa berpegang pada Islam dan mempersenjatai diri dengan keimanan kepada Allah. Tidak hanya itu, ternyata ada cara untuk melindungi diri dari fitnah Dajjal yakni dengan menghapal 10 ayat dalam Al-Qur�an. Ayat apakah yang dimaksud? Berikut informasi selengkapnya.

Rasulullah SAW telah mempersenjatai umatnya untuk membentengi diri dari fitnahan Dajjal. Salah satunya adalah anjuran agar umat Islam menghapal 10 ayat dari Surat Al-Kahfi. Surat ini terdiri dari 110 ayat dan termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.

Nama Al-Kahfi sendiri berasal dari Gua dan As-habul Kahfi yang artinya penghuni-penghuni Gua. Di dalam surat ini selain ada kisah mengenai As-habul Kahfi, ada pula kandungan i�tibar dan pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi manusia salah satunya adalah untuk membentengi diri dari fitnah Dajjal.

Imam Ahmad meriwayatkan dari al-Bara�, bahwa ada seorang laki-laki membaca al-Kahfi di dalam rumah yang terdapat binatang. Lantaran bacaannya itu, binatang tersebut pun pergi. Lantas ia memandang (ke atas) dan tiba-tiba datang gumpalan awan atau mendung yang kemudian meliputi dirinya. Lalu ia memberitahukan kejadian tersebut kepada Nabi SAW dan beliau bersabda:

�Bacalah fulan (surah al-Kahfi), sebab yang kau alami adalah ketenangan yang turun berbarengan dengan al-Qur�an atau turun karena al-Qur�an (dibacakan).�(H.R al-Bukhari dan Muslim dalam Shahiih-nya)

Imam Ahmad juga telah meriwayatkan dari Abu Darda� dari Nabi SAW, bahwa beliau bersabda : �Siapa yang menghafal sepuluh ayat pertama dari surat al-Kahfi, maka ia terlindungi dari Dajjal.� [HR. Ahmad]. Diriwayatkan juga oleh Muslim, Abu Dawud, an-Nasa�i, dan at-Tirmidzi.

Dari Abu Darda�, ia berkata bahwa Nabi shallallahu �alaihi wa sallam bersabda : �Barangsiapa menghafal sepuluh ayat pertama dari surat Al Kahfi, maka ia akan terlindungi dari (fitnah) Dajjal� (HR. Muslim no. 809).

Dari An Nawas bin Sam�an, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda : �Barangsiapa di antara kalian mendapati zamannya Dajjal, bacalah awal-awal surat Al Kahfi� (HR. Muslim no. 2937).

Imam Nawawi rahimahullah berkata, �(Kenapa yang dianjurkan untuk dibaca adalah surat Al Kahfi?) Karena di awal surat tersebut terdapat ayat-ayat yang menakjubkan. Siapa yang mau merenungkannya, niscaya ia akan terlindungi dari fitnah Dajjal. Sebagaimana pula dalam akhir-akhir ayat surat tersebut, Allah Ta�ala berfirman,

�Maka apakah orang-orang kafir menyangka bahwa mereka (dapat) mengambil (hamba-hamba-Ku menjadi penolong selain Aku?)� (QS. Al Kahfi: 102)� (Syarh Shahih Muslim, 6: 93).

Demikianlah informasi mengenai 10 ayat yang harus dihapal agar terhindari dari fitnah Dajjal di akhir zaman kelak. Maka dari itu, perbanyaklah membaca Al-Qur�an serta pahami dan amalkan kandungan yang terdapat di dalamnya. Semoga kita termasuk hamba Allah yang dapat membentengi diri dari fitnah Dajjal ini. (infoyunik)

Inilah Kriteria Orang Kaya yang Dicintai Allah




Pada kehidupan era kini, kekayaan menjadi salah satu penyebab manusia tinggi hati. Dengan materi yang dimiliki orang yang diberi harta lebih ini seolah mampu membeli kenikmatan duniawi. Tidak dipungkiri, kekayaan mampu menumbuhkan sifat sombong terhadap sesama.

Nabi Muhammad bahkan merisaukan umatnya jika memiliki banyak harta. Karena menurutnya, orang miskin lebih dicintai Allah dibanding yang kaya. Kondisi berlebih materi ini tidak jarang bisa membuat lupa dan terpedaya.

Namun bukan berarti semua yang kaya tidak dicintai Allah. Karena masih banyak orang kaya di luar sana yang mengikuti segala aturan-Nya.  Berikut ini adalah orang-orang kaya yang dicintai Sang Pencipta. Siapa saja? Berikut ulasannya.

Dalam agama Islam, orang miskin menjadi salah satu golongan yang dicintai oleh Allah SWT. Oleh karena itu, ketika di hari kiamat kelak orang miskin akan lebih cepat proses hisabnya dibandingkan orang yang kaya. Berbeda dengan orang kaya yang akan lebih lama, karena banyak yang dipertanggungjawabkannya.

Akan tetapi, itu berarti orang kaya tidak diperhatian dalam agama Islam. Karena ternyata ada juga orang kaya yang dicintai oleh Allah SWT apabila sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

Allah SWT mencintai hamba-Nya yang kaya apabila mereka bertakwa serta tidak menampakkan kekayaan yang ia miliki. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, Sa�ad bin Abi Waqqosh ra. mengatakan, Muhammad SAW bersabda:

�Sesungguhnya Allah mencintai hamba-Nya yang bertakwa, yang kaya (berkecukupan), dan tidak menampakkannya.� (HR. Muslim dan Ibnu Hibban)

Orang yang kaya yang bertakwa merupakan sosok sempurna, selain mereka memiliki kelebihan dari segi materi orang yang demikian ini juga memiliki kekayaan hati untuk senantiasa mengikuti perintah Allah SWT.

Tentu saja agak sulit untuk menemukan orang yang demikian. Sebab, kebanyakan orang yang sudah mendapatkan kekayaan seolah lupa akan perintah agama. Bahkan banyak di antara mereka yang terjerumus dalam lembah kesesatan karena kekayaan tersebut.

Banyak orang yang sudah memiliki kekayaan berlimpah namun tetap saja merasa tidak puas. Mereka justru terus mencari cara untuk menumpuk harta agar semakin banyak dengan cara apapun termasuk perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Selain itu, Allah juga mencintai hamba-Nya yang kaya namun tidak menampakkannya. Maksudnya adalah orang tersebut tidak pamer dan tidak sombong atas kekayaan yang dimilikinya tersebut. Namun, kriteria ini juga lumayan sulit untuk ditemui pada era sekarang ini.

Banyak kita jumpai fenomena orang kaya yang suka memamerkan hartanya kepada orang lain. Hal ini banyak ditemukan di media sosial, ada orang kaya yang berfoto dengan mobil, uang, ataupun memamerkan segala perhiasan mereka agar dilihat khalayak ramai. Padahal yang demikian itu tidak ada faedahnya sama sekali.

Ketahuilah bahwa orang kaya yang sombong itu termasuk dalam golongan orang yang dibenci oleh Allah SWT. Maka dari itu, apabila kita diberi kelebihan berupa harta tetaplah menjadi orang yang rendah hati.

Selain kriteria di atas, Allah SWT juga mencintai orang kaya yang tetap rendah hati, dermawan (gemar bersedekah). Sudah sepantasnya apabila diberikan kelebihan kita membagikannya sedikit kepada orang yang memerlukan. Sebab, dalam harta kita tersebut terdapat jatah kaum miskin yang seharusnya diberikan.

Demikianlah informasi mengenai orang kaya yang dicintai oleh Allah SWT. Ternyata mereka adalah orang kaya yang tetap bertakwa kepada-Nya serta tidak memamerkan harta yang dimilikinya tersebut kepada orang lain. Semoga kita diberi limpahan rezeki dan termasuk dalam kriteria di atas. (infoyunik)