Tujuan pendidikan ialah suatu yang hendak dicapai dengan
kegiatan atau usaha pendidikan. Bila pendidikan itu berbertuk
pendidikan formal, tujuan pendidikan itu harus tergambar dalam
suatu kurikulum. Pendidikan formal ialah pendidikan yang disengaja,
diorganisir dan direncanakan menurut teori tertentu, dalam lokasi
dan waktu yang tertentu pula, melalui suatu kurikulum.
Pendidikan berusaha mengubah keadaan seseorang dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat ber
buat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi bersikap
seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha mem-
bentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara
utuh, lengkap dan terpadu. Secara umum dan ringkas dikatakan
pembentukan kepribadian.
Tujuan pendidikan Islam ialah kepribadian muslim, yaitu
suatu kepribadian yang seluruh aspeknya dijiwai oleh ajaran
Islam. Orang yang berkepribadian muslim dalam Al-Qur'an
disebut "Muttaqin
Karena itu pendidikan Islam berarti juga
pembentukan manusia yang bertakwa. Ini sesuai benar dengan
pendidikan nasional kita yang dituangkan dalam tujuan pendi-
dikan nasional yang akan membentuk manusia Pancasilais yang
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Meskipun lingkungan umum dan alam sekitar yang tidak
diorganisir orang sangat membu-
pendidikan
formallah yang formal melalui sekolah, karena pendidikan
mempunyai tujuan yang jelas.
Home
All posts
Sunday, December 25, 2016
Wednesday, November 9, 2016
Sifat Malu dan Keutamaannya

Malu adalah sifat yang terpuji dan merupakan akhlak yang mulia, sifat malu merupakan benteng dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk, jika rasa malu telah hilang pada seseorang maka berbagai keburukan �
Sifat Malu Malu Dalam Islam Keutamaan Sifat Malu Pengertian Sifat Malu Pengertian Malu
Malu adalah sifat yang terpuji dan merupakan akhlak yang mulia, sifat malu merupakan benteng dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk, jika rasa malu telah hilang pada seseorang maka berbagai keburukan akan ia lakukan, seperti membunuh, zina, durhaka pada kedua orang tua dan lain-lain. Sebagaimana pada zaman sekarang betapa banyak manusia dengan tidak ada rasa malu melakukan kemaksiatan, seakan perbuatan tersebut bukan dosa,bahkan menjadi sebuah kebiasaan atau adat.
Saudari muslimah �berikut ini akan kami jelaskan sedikit tentang rasa malu dan keutamaannya agar kita terdorong untuk berusaha menanamkan sifat mulia tersebut, lebih-lebih kita sebagai wanita, karena jika seorang wanita telah hilang rasa malunya maka akan terjadi fitnah yang lebih besar lagi. Nas�alullaha salamah
Definisi Sifat Malu
Imam An Nawawi menjelaskan:
Ulama berkata : hakikat malu adalah perangai yang mendorong seseorang meninggalkan perbuatan jelek dan mencegah seseorang dari meninggalkan hak-hak orang lain.
Malu adalah akhlak yang utama dan merupakan perhiasan manusia.
Fudhail bin iyadh menasehatkan,
�Lima diantara tanda-tanda kecelakaan : kekerasan hati, mata yang tidak menangis, sedikit sifat malu, cinta dunia dan panjang angan-angan.�
Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam Madarijus Salikin :
�Kuatnya sifat malu tergantung kondisi hidup hatinya. Sedikit sifat malu disebabkan oleh kematian hati dan ruh, sehingga semakin hidup hati itu maka sifat malupun semakin sempurna. Beliau juga mengatakan, Sifat malu darinya tergantung kepada pengenalannya terhadap Rabbnya.�
Malu ada Dua Macam
Ibnu Rajab menjelaskan,
�Ketahuilah bahwa malu itu ada dua macam,
Pertama, malu yang menjadi karakter dan tabiat bawaan, dia tidak diusahakan.
Ini merupakan salah satu akhlak mulia yang Allah anugerahkan kepada seorang hamba-Nya.
Rasulullah Shallallaahu�alaihi wasallam bersabda,
?????? ?? ???? ??? ????
�Sifat malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan �.(HR. Bukhari 6117).
Malu jenis ini akan menghalangi seorang dari melakukan perbuatan buruk dan akhlak yang rendah, serta mendorongnya untuk melakukan perbuatan yang mulia.
Kedua, malu yang diperoleh dari mengenal Allah dan mengenal keagungan-Nya, kedekatan-Nya dengan para hamba-Nya dan karena keyakinan mereka tentang Maha Tahu-nya Allah, mengetahui pandangan khianat dan sesuatu yang terpendam dalam dada manusia.
Allah Ta�ala berfirman,
???????? ????????? ??????????? ????? ??????? ??????????
�Dia mngetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang di sembunyikan oleh hati� (QS. Al Mukmin:19).
Malu jenis ini bagian dari buah iman yang dimiliki seorang hamba, bahkan termasuk derajat ihsan yang paling tinggi.
Selagi seorang hamba mengetahui bahwa Allah melihat dirinya, maka hal ini akan membuatnya malu terhadap Allah, lalu mendorongnya untuk taat. Hal ini seprti seorang hamba yang bekerja di hadapan tuanya,maka dia akan giat dalam bekerja, berbeda jika dia bekerja tanpa di awasi oleh tuanya. Sedangkan Allah maha mengawasi hamba-hambaNya.
Keutamaan-keutamaan Sifat Malu
Malu merupakan salah satu dari Sifat Allah Azza wa Jalla Yang Mulia sebagaimana yang terdapat dalam hadits shohih, Nabi Shallallaahu �alaihi wasallam bersabda : �sesungguhnya Rabb kalian Tabaraka wa Ta�ala Maha Malu dan Maha Dermawan, Dia malu terhadap hambaNya yang menadahkan tangan kepadaNya lalu tangan itu kembali turun hampa (tidak dikabulkan doanya). HR. Abu Dawud dinyatakan Shohih oleh Al Albani. Kita menetapkannya (Sifat Malu) sebagaimana Sifat-sifat Allah yang lain.
Malu merupakan sunnah para Nabi dan Rasul. Dalam Asshohihain dari Abu Sa�id Al Khudry-semoga Allah meridhainya- bahwasanya Nabi Shallallaahu�alaihi wasallam lebih tinggi sifat malunya daripada seorang gadis pingitan yang bersembunyi dalam kamarnya.
Malu merupakan bagian dari keimanan sebagaimana dalam asshohihain dari hadits ibnu umar -semoga Allah meridhainya- dia mengatakan �Rasulullah Shallallaahu�Alaihi wasallam melewati seorang anshor yg sedang menasehati saudaranya tentang sifat malu sehingga seakan-akan dia berkata �malu itu membahayakanmu� maka Rasulullah Shallallaahu�alaihi wasallam bersabda :
??? ??? ?????? ?? ???????
�Biarkanlah dia sesungguhnya sifat malu itu bagian dari keimanan (HR. Bukhari /24 )
Malu adalah suatu perangai yang menghasilkan sikap terpuji dan pengaruh yang baik, dalam sebuah hadits Nabi Shallallaahu�alaihi wasallam pernah bersabda : �Malu tidaklah membawa kecuali kebaikan � (takhrij diatas)
Sifat malu mengajak kepada ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-laranganNya.
Wahai saudari muslimah�malu memiliki kedudukan yang sangat agung dalam syariat Islam terutama bagi kita sebagai seorang wanita. Jika seorang wanita tidak lagi memiliki atau kurang rasa malunya maka berbagai kerusakan akan terjadi dimuka bumi ini, dia tidak malu lagi menampakan aurat, pacaran, ikhtilath dan maksiat lainnya.
Sungguh sifat malu benar-benar merupakan tameng bagi seseorang dari perbuatan buruk, maka pupuklah rasa malu tersebut agar hati selalu terjaga dan tidak terjerumus kedalam perbuatan yang mendatangkan murka Allah Azza wa Jalla.
Ibnul Qoyyim menjelaskan dalam Madarijus Salikin, �Sebagian orang arif berkata
�Hidupkanlah rasa malu dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki rasa malu. Hidupkanlah hati dengan kemuliaan dan rasa malu. Jika keduanya hilang dari hati,maka di dalamnya tidak ada kebaikan yang tersisa.��
Saudari muslimah�.
Wajib bagi kita untuk mempelajari sebab-sebab yang dapat menumbuhkan rasa malu agar kita menjadi wanita yang menghiasi diri dengan sifat malu baik dalam ucapan dan perbuatan. Semoga Allah memberikan Taufik-Nya dan menjadikan kita wanita yang sholihah dan semoga Allah memasukan kita kedalam surgaNya yang tinggi dan penuh dengan rahmat. Washallallahu �ala nabiyina muhammad wa �ala alihi washahbihi ajma�in.
Sumber : muslimah.or.id
Penulis: Ummu Khadijah Astuti
Murojaah : Ustadz Ammi Nur Baits
Renungan Ketika Masuk Pasar, Mall, dan Sejenisnya

Ingatlah selalu wahai saudariku, pada saat Anda masuk pasar, walaupun Anda memakai pakaian yang terbagus, memakai wangian yang harum semerbak, dan memakai lipstick alat kecantikan yang terbaik, sehingga �
Ingatlah selalu wahai saudariku, pada saat Anda masuk pasar, walaupun Anda memakai pakaian yang terbagus, memakai wangian yang harum semerbak, dan memakai lipstick alat kecantikan yang terbaik, sehingga seluruh pandangan tertuju pada diri Anda, dan Anda menjadi buah bibir mereka. Akan tetapi ingatlah bahwa Anda akan meninggalkan dunia ini hanya dengan membawa sehelai kain yang termurah, dan Anda akan diberi bantal dari tanah yang berada dalam suatu rumah yang tiada penghuninya, tidak ada teman yang menemani kecuali amal shalih Anda.
Bagaimana Anda dapat besenang-senang mengikuti trend mode pakaian, sedangkan saudara muslimah Anda tidak mempunyai sehelai kain pun untuk menutup tubuhnya?
Ketika Anda sedang pergi ke mall-mall milik orang-orang Yahudi, ingatlah musibah yang menimpa saudari muslimah Anda di Palestina, berupa pelecehan dan kezhaliman yang mereka lakukan.
Saudariku yang mencari kesempurnaan dengan menggunakan minyak wangi yang terharum, mengenakan pakaian yang terbagus dan berhias dengan pakaian yang termahal, perhatikanlah kata-kata penyair:
Wahai pelayan jasad�
Berapa banyak usaha yang telah Anda lakukan untuknya?
Akankah Anda mencari keuntungan dari sesuatu yang di dalamnya terdapat kerugian?
Tataplah dirimu..
Lalu sempurnakanlah dengan sesuatu yang mulia
Karena hanya dengan jiwa, Anda dinilai sebagai manusia
Bukan dengan jasad
Sumber : muslimah.or.id
Diketik ulang dari buku �44 Renungan Makna Hidup� (dengan beberapa perubahan) karya Ahmad Al-Utsman
Sosmedmu, Surga dan Nerakamu

Sosmed merupakan media yang dapat membuat kita mendapat siksa kubur/nikmat kubur. Sosmed pulalah yang yang menjadi wasilah/media untuk memasukkan kita ke neraka atau ke surga, ia bagaikan pedang bermata dua
Berdakwah Sosial Media Neraka Apakah Sosmed Dapat Memberikan Manfaat Saat Di Alam Kubur Setiap Postingan Akan Dihisab Di Akherat Selektif Dalam Menyampaikan Berita Di Sosmed
Di zaman ini, kehidupan manusia hampir tidak pernah lepas dari sosial media (sosmed). Hidup tanpa sosmed di dunia yang cangggih ini bagaikan makan sayur tanpa garam. Keakraban dengan sosmed inilah yang mendorong seseorang selalu memperbaharui status di akun yang mereka punya, untuk setiap keadaan dan peristiwa yang dialami, dibagikannya pada orang seluruh dunia melalui sosmed.
Wahai saudaraku, ketahuilah bahwa ketenaran sosmed di zaman kita ini telah di kabarkan oleh hamba Allah yang paling benar ucapannya, yaitu Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam. Beliau mengabarkan dalam hadits riwayat Imam Ahmad, bahwasanya diantara tanda-tanda dekatnya kiamat adalah dzuhurul qalam (tersebarnya pena/tulisan). Ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan pena tersebut adalah tersebarnya tulisan-tulisan di media komunikasi (sosmed) secara masif. Mari renungkan!
Perkataan Rasul sekitar 15 abad yang lalu telah terbukti, dimana sosmed kini menjamur dan menghabitat pada sebagian besar penduduk dunia. Maka sepantasnya bagi setiap muslim yang mau berpikir dan merenungkan faidah dari hadist tersebut akan merasakan bertambahnya keimanan dalam dadanya.
Betapa tidak, ketika Rasul shallallahu �alaihi wa sallam mengabarkan tentang sosmed dan itu terbukti di zaman ini, maka benar pula sabda Beliau mengenai adanya siksa kubur, adanya fitnah kubur, adanya pertanyaan kubur, adanya hari kebangkitan dan adanya hari pembalasan, maka semua itu akan terjadi, karena setiap ucapan Beliau shallallahu �alaihi wa sallam adalah wahyu, sebagaimana firman Allah Ta�ala dalam QS. An Najm : 1-4, yang artinya �Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat tidak pula keliru, dan tidaklah yang ia ucapkan itu menurut hawa nafsunya, ucapannya itu tidak lain hanyalah wahyu yang diwahyukan padanya�.
Oleh karena itu, sudah semestinya dengan keberadaan sosmed ini kita menjadi lebih beriman dan taat pada Allah dan RasulNya, karena setiap yang dikabarkan oleh Allah dan RasulNya adalah benar dan pasti terjadi.
Sosmed merupakan media yang dapat membuat kita mendapat siksa kubur/nikmat kubur. Sosmed pulalah yang yang menjadi wasilah/media untuk memasukkan kita ke neraka atau ke surga, ia bagaikan pedang bermata dua. Barangsiapa tak pandai mengambil manfaatnya pastilah ia akan terbunuh karenanya. Maka dari itu, seorang muslim yang di zaman ini tidak pernah bisa lepas dengan sosmed harus mengetahui adab-adab dalam menggunakan sosmed, diantaranya :
Pertama: Mengingat bahwa islam menuntut kita membagi waktu dengan proporsional. Tidak ada yang melarang penggunaan sosmed, namun kita harus menjaga diri agar tidak terjerumus terlalu dalam ke dalam kelalaian memanfaatkan waktu.
Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa ada seorang sahabat, yang bernama Abu Darda�radhiyallahu �anhu yang selalu berpuasa di siang hari, dan selalu qiyamul lail dari ba�da isya� hingga menjelang subuh, kabar ini sampai pada Rasul shallallahu �alaihi wa sallam, maka Beliau menasihatinya,
�Sesungguhnya bagi dirimu, keluargamu dan tubuhmu ada hak atasmu yang harus engkau penuhi, maka berikanlah masing-masing pemilik hak itu haknya.� (HR. Bukhari dan Muslim).
Itulah nasihat Rasul shallallahu �alaihi wa sallam pada Abu Darda�radhiyallahu �anhu yang kerajinan ibadah. Lalu bagaimanakah kiranya nasihat Beliau pada kita yang kerajinan berinteraksi dengan gadget kita? Jika qiyamul lail seperti Abu Darda� saja tidak bisa melegitimasi penelantaran hak, maka apalagi dengan kesibukan berinteraksi dengan gadget?
Dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasul shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,
??? ??????? ??????? ?????? ?????? ???????????? ?????? ???????? ???? ???????? ?????? ????????? ?????? ???????? ?????? ?????? ?????? ??????? ???? ?????? ??????????? ???????? ?????????? ?????? ???????? ?????? ?????????
�Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.� (HR. Tirmidzi no. 2417, Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Wahai saudaraku, tak mengapa kita mempunyai beberapa grup dalam suatu akun sosmed, asalkan kita pastikan ada manfaatnya. Namun jika grup-grup tersebut hanya berisi komen-komen tertawa, emoticon, dan jempol belaka, atau bahkan cenderung hal-hal haram lain, maka delete segera grup tersebut. Masih ingatkah kita akan hadits, dari Abu Hurairah radhiyallahu �anhu , dia berkata: �Rasululah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,
???? ?????? ????????? ????????? ???????? ??? ??? ??????????
�Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya�.� (Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi).
Salah satu tanda Allah berpaling dari kita adalah Allah biarkan kita sibuk mengurusi hal-hal yang tidak bermanfaat untuk kita. Kita tidak diberi taufiq dan hidayah untuk melakukan kebaikan.
Terdapat suatu kisah inspiratif, suatu hari Imam Malik ditanya, �Berapa umurmu wahai Imam?�. Imam Malik pun menjawab dengan tegas, �uruslah dirimu sendiri!�. Lihat bagaimanakah kesungguhan Imam Malik dalam menjaga waktu. Beliau tidak mau menjawab pertanyaan yang tidak ada manfaat akhiratnya, tidak mengandung ilmu.
Dan kisah ini juga mengajarkan pada kita untuk tidak over kepo terhadap kehidupan orang lain. Masih banyak aib kita yang perlu diperbaiki, masih banyak kitab yang belum kita pelajari. Bagi seorang muslim, waktu itu sangatlah mahal, sehingga muslim yang baik keislamannya akan menginggalkan kegiatan di sosmed yang hanya sekedar like dan dislike, tanpa menebar faedah dan kebaikan. Maka mari kita bagi waktu kita dengan bijak, agar hisab Allah pada waktu kita lebih ringan.
Kedua: Menanamkan kuat-kuat dibenak kita bahwa setiap postingan, komen, copas, dan share kita di sosmed akan dihisab, semuanya dan tak ada yang terluput olehNya! Karena Allah mempunyai malaikat yang ditugaskan untuk selalu mencatat setiap perbuatan kita. Allah Ta�ala berfirman dalam Q.S Qaf : 18
???? ???????? ??? ?????? ?????????????? ??????? ???????
�Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir�.
Kontrol jari kita agar tidak terlalu mudah memposting, berkomentar, copy-paste, dan menshare, dan diam adalah salah satu cara terampuh untuk mengontrolnya. Karena jari di dunia sosmed bagaikan lisan di dunia nyata.
Dari Abdullah bin �Amr radhiyallahu�anhuma, Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda,
??????????? ???? ?????? ?????????????? ???? ????????? ???????? ?????????????? ???? ?????? ??? ????? ??????? ??????
�Seorang muslim yang baik adalah yang membuat kaum muslimin yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan seorang yang benar-benar berhijrah adalah yang meninggalkan segala perkara yang dilarang Allah.� (HR. Bukhari).
Wahai saudaraku, ingat! Ini zaman ynag penuh fitnah, semakin banyak komen, maka semakin lama hisab kita di akhirat kelak. Dan semakin banyak aktif tanpa manfaat, maka akan semakin banyak pertanyaan Allah pada kita. Karena, di sosmed tidak ada yang gratisan, walau online pake WiFi atau bonus paket internet. Semakin banyak teman yang kita yang menerima berbagai bentuk tulisan kita di sosmed, dan tulisan tersebut adalah tulisan yang salah, maka kelak semua teman kita akan menyalahkan kita ketika di akhirat.
Ketiga: Ketika kita akan masuk dunia sosmed, maka jangan lupa pasang niat. Niatkan semua karena Allah, niatkan untuk menjalin tali silaturahmi, niatkan untuk berbagi faedah yang disampaikan oleh para ustadz.
Kaidah fikih mengatakan,
???????????? ????? ????????? ???????????
�Hukum sarana itu tergantung pada tujuannya.�
Jika tujuan menggunakan sosmed adalah untuk menebar faidah dan berdakwah, maka penggunaan sosmed yang semacam ini akan berpahala.
Akan tetapi jika penggunaan sosmed hanya untuk ikut-ikutan, rame-ramean tanpa ada unsur taqarrub (mendekatkan diri pada Allah), tanpa ada amall sholeh, maka celakalah kita, karena semua itu kelak akan memperpanjang waktu hisab kita.
Ingat, akibat sosmed itu fatal! Ia dapat tersebar keseluruh pelosok dunia. Wahai saudaraku, jika kita bukan merupakan da�i yang pandai berbicara didepan umat, maka jadilah mad�u (obyek dakwah) yang bersemangat membagikan faidah-faidah dari para ustadz melalui sosmed.
Mari kita gunakan segala kemampuan yang kita miliki untuk berbuat kebaikan semaksimal mungkin, karena Allah memudahkan hambaNya beramal sebagaimana Allah mengaruniakan rizki pada hambaNya, dengan cara yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk selalu mengoreksi niat kita, karena Allah atau tidak. Karena setiap perbuatan itu tergantung dari niatnya. Jika niat kita ikhlas, maka sosmed akan menjadi lumbung pahala buat kita, namun jika niat kita salah, maka bersiaplah dengan hisabNya.
Keempat: Ingat kaidah para ulama fiqh dalam berbicara! Hak berbicara itu ada ketika kita telah memenuhi 3 syarat yang ulama sampaikan, yaitu :
Syarat pertama: Niat harus karena Allah, sebagaimana hadits yang telah masyhur di tengah-tengah kita, bahwa innamal �amalu bin niyati�. (semua amal tergantung pada niatnya).
Syarat kedua: Menyampaikan informasi dengan benar, baik dari sisi kandungan isinya, maupun dari cara penyampaiannya. Allah Ta�ala berfirman dalam Q.S Al-Israa� : 53
????? ??????????? ?????????? ??????? ???? ???????? ? ????? ??????????? ??????? ?????????? ? ????? ??????????? ????? ??????????? ???????? ?????????
�Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: �Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang paling baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia�.
Karena di sosmed kita tidak dapat memberikan intonasi bicara, ekspresi kita pun terbatas. Tidak setiap ekspresi tergambarkan oleh emoticon dalam sosmed, sehingga hal ini sangat rawan terjadi perselisihan dan salah paham.
Ketika kita akan membicarakan hal yang sensitif, lebih baik gunakan komunikasi langsung, dan seandainya terpaksa menggunakan sosmed, maka sampaikan dengan adab yang benar dan perkataan terbaik.
Diantaranya memulai dengan basmalah, shalawat pada Rasul, lalu salam, karena orang yang melakukan ini berarti ia mempunyai niatan baik ketika ingin mengajak kita berbicara. Sehingga kita pun harus pasang hati untuk selalu berhusnudzon atas setiap berita yang akan disampaikan.
Oleh karena itu, selayaknya seseorang mempelajari ilmu berkomunikasi ala Nabi sebelum ia menggunakan sosmed. Allah Ta�ala berfirman dalam Q.S Ali Imran : 159
??????? ???????? ????? ??????? ????? ?????? ? ?????? ????? ?????? ??????? ????????? ???????????? ???? ???????? ? ??????? ???????? ????????????? ?????? ????????????? ??? ????????? ? ??????? ???????? ??????????? ????? ??????? ? ????? ??????? ??????? ?????????????????
Artinya : �Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya�.
Maka jangan sampai dakwah ini tercemar gara-gara sikap keras dan kasar dari kita. Selain itu, juga harus benar dari segi kandungannya, yakni dengan mengcrosscheck setiap informasi yang didapat, jangan asal kopas dan share.
Karena setiap orang yang membaca berita akan mempunyai beberapa pendapat, dan pendapat ini lah yang akan mendatangkan perpecahan ketika suatu berita disebarkan dengan ada tambah-tambahan yang keliru karena bersal dari pendapat penulis semata.
Allah Ta�ala berfirman dalam Q.S Al Hujurat : 6
??????????? ????????? ??????????? ??? ?????????? ???????? ???????? ??????????????? ??? ?????????? ???????? ?????????? ????????????? ?????? ??? ?????????? ?????????
�Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. �
Syaikh Sholeh Al-Ruhaili mengatakan, terdapat 2 makna �fasik� dalam ayat diatas, yaitu :
sumber berita/orang yang menyebarkan beritanya yang fasik, dan
beritanya yang disampaikan merupakan berita kefasikan, dimana berita kefasikan ini bisa dibawa oleh orang soleh sekalipun, karena orang sholeh pun manusia, tempat salah dan lupa.
Bisa saja seseorang itu terlupa akan nama tokoh dalam berita tersebut, sehingga ia salah dalam menyebutkan namanya. Bisa pula orang yang menyampaikan berita pada kita benar-benar orang yang terpercaya dari segi kekuatan ingatan dan kesholehan, namun bukankah masih mungkin terjadi kefasikan dari penyampai berita sebelumnya?
Tidak semua orang sholeh itu selektif dalam menerima berita, maka tidak ada alasan untuk tidak crosscheck berita! Namun ketika kita tidak bisa melakukannya, maka berita tersebut jangan dipercaya, jangan disebar, cukup dijadikan pengetahuan angin lalu. Karena sekali lagi, klarifikasi di dunia sosmed itu berat! Belum tentu orang yang telah membaca berita fasik tersebut membaca pula hasil klarifikasinya.
Syarat ketiga: Efek yang ditimbulkan dari disampaikannya berita tersebut adalah efek yang positif, atau bisa menekan kemudhorotan saat itu. Ingat! Walaupun berita tersebut benar, ketika disampaikan pada kondisi yang salah maka akan memperburuk keadaan. Kaidah fikih mengatakan �Apabila suatu kerusakan berhadapan dengan suatu kemaslahatan, maka secara umum, menolak kerusakan itu lebih didahulukan (kecuali jika kerusakan itu tidak dominan). Karena sesungguhnya perhatian pembuat syari�at terhadap perkara yang dilarang itu lebih keras daripada terhadap perkara yang diperintahkan. (Al-Asybaah wan Nazhaa`ir).
Kelima: Mampu membedakan ranah publik dan ranah pribadi.
Keenam: Ingat! Tidak semua yang kita dengar kita sampaikan. Rasul shallallahu �alahi wa sallam bersabda, dari Hafshah radhiyallahu �anha :
????? ?????????? ??????? ???? ????????? ??????? ??? ??????
�Cukuplah seseorang dikatakan berdusta bila menceritakan segala hal yang ia dengar.� [HR. Muslim].
Ketujuh: Hindari ghibah dan fitnah di sosmed. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallau �anhu, Rasul shallallahu �alahi wa sallam bersabda mengenai definisi ghibah dan dusta/bustan/fitnah. Beliau shallallahu �alahi wa sallam menjelaskan bahwa ghibah adalah menceritakan keburukan saudaramu, meskipun keburukan/aib itu memang benar adanya. Sedangkan dusta/bustan/fitnah adalah menceritakan keburukan/aib yang tidak ada pada saudaramu. Maka perhatikan lisan kita wahai saudaraku, karena bahaya ghibah ini luar biasa.
Kelak di akhirat Allah Ta�ala akan menyediakan bangkai saudara kita yang kita ghibahi, sebanyak apa kita mengghibahi seseorang maka sebanyak itulah bangkai yang Allah sajikan pada kita untuk kita makan sampai habis. Bukan menjadi masalah ketika yang disajikan banyak itu adalah makanan kesukaan kita, namun ini bangkai wahai saudaraku.
Bangkai yang telah berbau busuk dan berbelatung, dan kita harus menghabiskannya, dan mungkin bisa lebih dari satu. Na�udzubillahi mindzalik. Saudaraku, bukankah masih banyak kitab yang belum kita baca? Bukankah masih banyak hukum Islam yang belum kita ketahui? Bukankah sholat kita masih sering tidak khusyu�?
Lalu mengapa kita berani membuang waktu kita hanya untuk mencar-cari keselahan dan aib saudara kita? Ingat! Kita pun juga punya aib, dan seandainya tidak karena hidayah Allah pada kita, niscaya kita pun juga akan memiliki aib yang kita benci dari saudara kita tersebut. Allahu waliyyut taufiq.
Maka mari jadikan sosmed kita sebagai lumbung pahala, jadikan sosmed kita sarana untuk mempermudah kita meraih surgaNya. Yassarallahu lanaa, baarakallahu �alaynaa.
Washallallaahu �ala nabiyyina Muhammad wa �ala alihi washahbihi wattabi�in.
Sumber : muslimah.or.id
Referensi :
Aktualisasi Akhlaq Muslim, Ummu dan Abu Ihsan Al-Atsari
Mandzumah Qawa�idh Fiqhiyyah, Abdurrahman bin Naashir bin Abdullah As-Sa�di
Rekaman Kajian Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullahu ta�ala
Penulis : Dian Pratiwi
Murojaah: Ustadz Ammi Nur Baits
Berapa Jam Ibadah Anda dalam Sehari ?? (Jawab, Renungkan, dan Jalankan)

Wahai saudariku, jika ada pertanyaan seperti itu maka jawaban apa yang akan kita ucapkan?
Berapa Banyak Waktu Untuk Allah Kewajiban Muslim Selama 24 Jam Kepada Rabb Nya
Wahai saudariku, jika ada pertanyaan seperti itu maka jawaban apa yang akan kita ucapkan? Satu jam kah? Dua jam, lima jam, atau 10 jam? Atau adakah yang mampu beribadah selama 24 jam sehari? Mampukah kita mempertanggungjawabkan nikmat waktu yang Allah Ta�ala berikan pada kita?
Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam bersabda:
??? ???????? ??????? ????? ????? ?????? ???????????? ???? ?????? ??????? ????? ???????? ???? ?????? ???? ???????? ??????? ????????? ?????? ????????? ??????? ????????? ?????? ??????? ???? ?????? ??????????? ????????? ?????????? ???????? ?????? ??????? ??????
�Tidak akan bergeser kedua kaki keturunan Nabi Adam (manusia) di hari kiamat dari sisi Rabb-Nya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.� (HR. at-Tirmidzi no. 2416,hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 946).
Dalam Hadits tersebut, Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita bahwasanya, kelak di hari kiamat setiap manusia akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah Ta�ala mengenai 5 (lima) perkara, dan perkara yang mendapat penekanan dengan cara diulang penyebutannya adalah umur dan masa muda, yang tidak lain sesungguhnya hal ini terkait pemanfaatan waktu kita.
Seberapa besar kita meluangkan waktu kita untuk melaksanakan perintah Allah yang terdapat dalam Q.S Adz- Dzariyat ayat ke: 56-58?
????? ???????? ???????? ??????????? ?????? ????????????? ????
??? ??????? ???????? ???? ?????? ????? ??????? ???? ??????????? ????
????? ??????? ???? ??????????? ??? ?????????? ?????????? ????
�(56) Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.
(57) Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku.
(58) Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi kekuasaan (yang sempurna). �
Maka mari kita mencoba mengkalkulasi efektivitas waktu kita untuk ibadah. Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Majah No. 4236 yang dinilai hasan shahih oleh Syaikh Al-Albani bahwasanya umur umat Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yg bisa melampaui umur tersebut.
Seorang laki-laki pada umumnya baligh pada umur 15 tahun, maka kesempatan kita untuk beribadah tinggal 55 tahun. Dalam sehari kurang lebih kita tidur selama 6 jam, atau sekitar � hari, kemudian bekerja atau kuliah selama 8 jam, istirahat dan bercengkrama dengan keluarga atau orang lain 2 jam. Sehingga 16 jam telah habis untuk aktifitas tersebut. Kemudian sholat, kita misalkan 10 menit untuk setiap shalat fardhu (sudah termasuk dzikir dan berdoa), maka kita kalikan 5, jadilah 50 menit, dan dibulatkan menjadi 1 jam untuk shalat-shalat nafilah. 3 jam selanjutnya untuk mengerjakan tugas-tugas. Sehingga waktu kita masih tersisa 4 jam.
Pertanyaannya, dimanakah kita dengan waktu tersebut?
Dengan gadget, sosmed, atau dengan kitab-kitab para ulama? Mari renungkan saudaraku, betapa sedikit waktu yang kita sisihkan untuk beribadah kepada Allah, padahal ibadah adalah tujuan diciptakannya kita. Betapa banyak waktu yang terlewatkan dari ibadah. Maka dari itu, kita sangat perlu mengetahui definisi ibadah agar hari-hari kita penuh dengan berbagai macam ibadah.
Ibnu Taimiyah berkata : �Ibadah ialah sesuatu yang mencakup semua perkara yang dicintai dan diridhoi Allah, baik berupa perkataan ataupun perbuatan, lahir maupun batin (ibadah hati)�.
Ibadah itu meliputi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja� (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (harapan khusus), dan rahbah (takut yang khusus) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Oleh karena itu, mari kita perbaiki dan selalu awasi niat kita dalam melakukan segala aktivitas, karena
???????? ???????????? ???????????? ????????? ??????? ??? ?????
�Segala perbuatan itu tergantung niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan.� (HR Bukhari dan Muslim)
Mulai dari bangun tidur, mengingat Allah dengan membaca doa bangun tidur, dan melakukan sunnah-sunnah ketika bangun tidur, lalu sholat, membaca dzikir pagi, masuk dan keluar kamar mandi dengan berdoa, memakai dan melepas pakaian dengan berdoa, keluar rumah dengan berdoa, dengan niat beribadah pada Allah, maka selama di luar rumah tersebut mindset kita adalah untuk beribadah kepada Allah, murah senyum, ringan tangan, selalu merasa diawasi oleh Allah (muraqabatullah), membasahi lisan kita dengan selalu berdzikir kepada Allah, bertawakkal atas segala sesuatu kepada-Nya saja, meniatkan setiap tidur kita untuk memperkuat badan agar lebih khusyu� melaksanakan ibadah-ibadah berikutnya, meniatkan makan dan minum kita untuk hal serupa, karena kaidah fiqih mengatakan:
????????? ?????????? ????????????
�Hukum perantara sama dengan hukum tujuan�
????????? ??????? ???????? ?????????????
�Hukumilah dengan hukum tersebut untuk perkara penyempurna�
Ketika tujuannya adalah untuk melaksanakan kewajiban yang berpahala, maka perantaranya ketika dilakukan juga akan mendapat pahala. Selain itu dengan melakukan setiap sunnah-sunnah yang Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam ajarkan baik itu berupa doa-doa, maupun selainnya. Kita harus berusaha senantiasa memenuhi waktu kita dengan kebaikan karena hanya ada dua pilihan, diisi dengan kebaikan atau keburukan. Ketika kita lalai mengisi waktu kita dengan kebaikan, niscaya dikhawatirkan kita terjerumus kedalam keburukan atau kita melewatkan banyak kebaikan dengan meninggalkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam.
Semoga setelah membaca artikel ini, kita menjadi lebih bersemangat untuk meningkatkan kualitas waktu kita dalam beribadah kepada Allah.
Sumber : muslimah.or.id
Penulis: Dian Pratiwi
Murojaah: Ustadz Sa�id Abu Ukasyah
Tips Mujarab dalam Memahami Ilmu

Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu.
Bismillaahirrahmanirrahiim
Subhanallaah wal hamdulillaah, kita bersyukur kepada Allah Jalla wa �Ala atas limpahan karunia, nikmat serta hidayah-Nya kepada kita. Dialah yang memberi karunia kepada kita hati yang selalu rindu dan haus akan ilmu-ilmu agama. Dialah yang menggerakkan tubuh dan hati kita untuk ringan dalam menghadiri majelis ilmu, dan Dialah yang menggerakkan hati kita untuk membaca sepotong nasihat yang sekarang ada di depan kita ini. Alhamdulillaah.
Allaahumma shalli wa sallim �ala nabiyyinaa muhammad, semoga shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada hamba-Nya, Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hisyam bin Abdu Manaf. Dan yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kiamat kelak. Beliau adalah utusan-Nya yang diamanahi untuk mengajak seluruh umat manusia yang berada di zaman apapun , agar mentauhidkan Allah, dengan penuh pengorbanan, jihad fii sabilillaah. Sehingga ilmu agama yang sebenar-benarnya telah sampai di depan mata kita. Alhamdulillaahilladzi bi ni�matihi tatimmush shalihaat.
Motivasi Memahami Ilmu
Seorang penuntut ilmu hendaklah memiliki motivasi yang kuat dalam sanubarinya dalam menuntut ilmu. Betapa senang hati kita ketika Allah ternyata memuji orang-orang yang berilmu dalam QS. Az Zumar : 9, Allah berfirman,
????? ????? ????????? ?????????? ??????????? ???????????? ??? ???????????
�Katakanlah: Apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?�.
Dan bukankah kita tidak mau jika kita dicela oleh orang lain karena kebodohan kita? Terlebih jika yang mencela adalah Allah Ta�ala. Melaui firman-Nya dalam QS. Ar-Ra�d: 19, Allah Ta�ala memperingatkan kita,
???????? ???????? ???????? ???????? ???????? ???? ??????? ???????? ?????? ???? ????????
�Apakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan dari Rabbmu adalah kebenaran sama sebagaimana orang yang buta?�.
Di dalam ayat ini, Allah memposisikan orang yang bodoh seperti halnya orang yang buta dan tidak bisa melihat, meskipun secara zahir matanya berfungsi.
Karena dengan ilmu -yang lurus- kita akan dapat mengetahui kebenaran. Allah Ta�ala berfirman,
??????? ????????? ??????? ????????? ??????? ???????? ???????? ???? ??????? ???? ????????
�Dan orang-orang yang diberikan ilmu itu melihat bahwasanya apa yang diturunkan dari Rabbmu kepadamu itulah kebenaran.� (QS. Saba�: 6).
Ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang berilmu itulah yang bisa melihat kebenaran yaitu pada apa yang diturunkan Allah, dan ini sekali lagi menjadi sebuah sanjungan dan pujian bagi orang-orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah.
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan, bahwa kesempurnaan pribadi seseorang akan bisa terwujud dengan menyempurnakan dua buah kekuatan; yaitu kekuatan ilmu dan amal.
Menyempurnakan kekuatan ilmu adalah dengan keimanan, sedangkan menyempurnakan kekuatan amal adalah dengan melakukan amal-amal shalih.
Ini artinya, dengan ilmu, iman dan amal akan terwujud sosok yang ideal secara individu. Kemudian kesempurnaan individu ini akan lengkap jika dibarengi kesempurnaan secara sosial, yaitu dengan mengajarkan kebaikan, bersabar di atasnya, dan menasihati dalam hal kesabaran untuk berilmu dan beramal.
Namun, memang tidak dipungkiri bahwa iman itu naik dan turun, menuntut ilmu itu terkadang semangat, terkadang futur, bahkan ketika sudah berada dalam majelis ilmu. Berangkat ke majelis ilmu dengan semangat menggebu-gebu, tapi di tengah mendengarkan faedah, konsentrasi menurun, atau bahkan hilang. Entah karena asyik berbagi �faedah� dengan kawan sebelah, atau bahkan asyik dengan upaya diri menahan kantuk. Maka perlu kiranya kita mengoreksi sikap kita ketika di majelis ilmu, agar semangat menggebu di awal datang ke majelis ilmu tetap terjaga sampai majelis di tutup bahkan sampai mengamalkannya. Karena semangat itu perlu di jaga, perlu dilestarikan, dengan mengusahakan lingkungan yang kondusif, sehingga semangat dan kondisi itu menjadi saling mendukung.
Adab Menuntut Ilmu dan Berada di Majelis Ilmu
Adab menuntut ilmu :
a. Mengikhlaskan niat
Menuntut ilmu adalah ibadah yang mulia. Agar ibadah tersebut diterima oleh Allah Ta�ala dan berbuah pahala, maka hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga betul keikhlasan niatnya. Al-Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya dengan apa seseorang meniatkan dirinya dalam menuntut ilmu? Maka beliau pun menjawab, �Hendaknya dia niatkan untuk mengangkat kebodohan dari dirinya dan dari diri orang lain.�
b. Tampil dengan penampilan yang baik
Hendaknya seorang penuntut ilmu tampil dengan penampilan yang bersih dan rapi. Di dalam hadits malaikat Jibril �alaihis salam ketika beliau �alaihis salam datang ke majelis Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam digambarkan bahwa beliau datang dengan penampilan yang baik. Umar radhiyallahu �anhu mengisahkan, �Muncul di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas dari perjalanan jauh..� (HR. Muslim dari Umar radhiyallahu �anhu).
c. Berusaha untuk berada di tempat terdepan
Tempat terdepan akan memiliki luas pandang yang lebih sedikit daripada di belakang, sehingga akan lebih mudah fokus. Tempat terdepan juga meminimalisir terjadinya salah informasi. Tempat terdepan juga akan memotivasi kita untuk lebih bersungguh-sungguh dan tidak mengantuk, karena berada langsung di depan pengajar, dan karena jika bersikap tidak baik, padahal duduk di tempat terdepan, maka akan mendhalimi orang yang duduk di belakang, sebab mengganggu konsentrasinya.
d. Tenang dan fokus dalam mendengerkan faedah
Karena hanya dengan sikap tenang dan fokuslah, ilmu/faedah itu dapat diterima dan dipahami secara utuh, sehingga tidak menyesatkan diri sendiri maupun orang lain dalam beramal.
Adab berada di majelis ilmu :
a. Bersegera datang ke majelis ilmu dan tidak terlambat, bahkan harus mendahuluinya dari selainnya
Seseorang bila terbiasa bersegera dalam menghadiri majelis ilmu, maka akan mendapatkan faidah yang sangat banyak. Sehingga Asy-Sya�bi ketika ditanya,�Dari mana engkau mendapatkan ilmu ini semua?�, ia menjawab,�Tidak bergantung kepada orang lain. Bepergian ke negeri-negeri dan sabar seperti sabarnya keledai, serta bersegera seperti bersegeranya elang�.
b. Mencatat faedah-faedah yang didapatkan dari kitab
Mencatat faidah pelajaran dalam kitab tersebut atau dalam buku tulis khusus. Faedah-faedah ini akan bermanfaat jika dibaca ulang dan dicatat dalam mempersiapkan materi mengajar, ceramah dan menjawab permasalahan. Oleh karena itu sebagian ahli ilmu menasihati kita. Jika membeli sebuah buku, agar tidak memasukkannya ke perpustakaan. Kecuali setelah melihat kitab secara umum. Caranya dengan mengenal penulis. Pokok bahasan yang terkandung dalam kitab dengan melihat daftar isi dan membuka-buka sesuai dengan kecukupan waktu sebagian pokok bahasan kitab.
c. Tenang dan tidak sibuk sendiri dalam majelis ilmu
Ini termasuk adab yang penting dalam majelis ilmu. Imam Adz Dzahabi menyampaikan kisah Ahmad bin Sinan, ketika beliau berkata,�Tidak ada seorangpun yang bercakap-cakap di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Pena tak bersuara. Tidak ada yang bangkit. Seakan-akan di kepala mereka ada burung atau seakan-akan mereka berada dalam shalat�. Dan dalam riwayat yang lain,�Jika beliau melihat seseorang dari mereka tersenyum atau berbicara, maka dia mengenakan sandalnya dan keluar�.
d. Tidak boleh berputus asa
Terkadang sebagian kita telah hadir di suatu majelis ilmu dalam waktu yang lama. Akan tetapi tidak dapat memahaminya kecuali sedikit sekali. Lalu timbul dalam diri kita perasaan putus asa dan tidak mau lagi duduk di sana. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi.
Syaikh Muhammad Al Amin Asy Syinqiti berkisah, �Ada satu masalah yang belum saya pahami. Lalu saya kembali ke rumah dan saya meneliti dan terus meneliti. Sedangkan pembantuku meletakkan lampu atau lilin di atas kepala saya. Saya terus meneliti dan minum teh hijau sampai lewat 3/4 hari, sampai terbit fajar hari itu�. Kemudian beliau berkata,�Lalu terpecahlah problem tersebut�.
e. Jangan memotong pembicaraan guru atau penceramah
Termasuk adab yang harus diperhatikan dalam majelis ilmu, yaitu tidak memotong pembicaraan guru atau penceramah. Karena hal itu termasuk adab yang jelek. Rasulullah shallallahu �alaihi wa sallam mengajarkan kepada kita dengan sabdanya (yang artinya) :
??? ??? ?? ?? ??? ?????? ? ???? ?????? ? ???? ??????? ???
�Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menghormati yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda serta yang tidak mengerti hak ulama.� [HR. Ahmad, shahih].
Wallaahu �alam.
Sumber : Muslimah.or.id
Referensi :
Al-Qur�an Al-Karim
Al-Lu�lu� wal Marjan karya Syaikh Muhammad Fu�ad Abdul Baqi
Rihlah Fi Thalabil Hadits, hal.196 oleh Al-Khotib Al-Baghdadi
Tadzkiratul Huffadz 1/331 karya Imam Adz-Dzahabi
Penulis: Dian Pratiwi
Murajaah : Ustadz Sa�id Abu Ukasyah
Panglima TNI Titip Keutuhan NKRI kepada Ulama dan Santri
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengajak santri dan ulama untuk membantu TNI dalam mempertahakan keutuhan NKRI.
Ajakan ini disampaikan Gatot saat menjadi pembicara dalam Muktamar Wahdah Islamiyah ke-3 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (18/7/2016).
�Saya sadar ancaman bangsa begitu luar biasa. Kemudian saya tidak mampu melakukan itu sendiri. Dan saya sudah menemukan kekuatan bangsa ini, yaitu manunggalang TNI, rakyat, ulama, dan santri,� kata dia yang kemudian disambut pekikan takbir muktamirin.
Jenderal kelahiran Tegal 60 tahun silam ini melanjutkan, "TNI menitipkan keutuhan NKRI kepada para ulama.�
Kenapa ulama? Karena menurutnya, ulama dan santri memiliki pengaruh besar terhadap negara. Terlebih kata dia, kemerdekaan Indonesia tercatat adalah hasil perjuangan santri dan ulama saat masa kemerdekaan dulu.
�Kemerdekaan tidak lain karena perjuangan ulama da para santri. Itulah sejarah yang tercatat,� ungkap dia.
Sumber :(Nizar/Syaf/voa-islam.com)
Subscribe to:
Posts (Atom)