Saturday, October 29, 2016

Tentang Orang-orang Munafik yang Membela Pemimpin Kafir karena Mereka Punya Kepentingan Duniawi

Tags



Al Maidah 52: Tentang Orang-orang Munafik yang Membela Pemimpin Kafir karena Mereka Punya Kepentingan Duniawi
Teman, kita sudah banyak membahas Al Maidah 51. Pagi ini, mari coba baca surah lanjutannya, yakni Al Maidah 52. Berikut terjemahannya:
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana". Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."
Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNya. Isi Al Maidah 52 ini sangat sesuai dengan situasi hari ini, di mana orang-orang munafik merapat ke pemimpin kafir, membela pemimpin kafir tersebut, menjadi bagian dari golongan mereka. Karena mereka PUNYA KEPENTINGAN DUNIAWI terhadap pemimpin kafir tersebut.
* * *
Berikut adalah tafsir dari Al Maidah 52 tersebut yang saya copas dari website Ibnu Katsir Online:
"Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya."
>> Yaitu keraguan, kebimbangan, dan kemunafikan.
"bersegera mendekati mereka."
>> Maksudnya, mereka bersegera berteman akrab dengan orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani secara lahir batin.
"seraya berkata, "Kami takut akan mendapat bencana.""
>> Yakni mereka melakukan demikian dengan alasan bahwa mereka takut akan terjadi suatu perubahan, yaitu orang-orang kafir beroleh kemenangan atas kaum muslim. Jika hal ini terjadi, berarti mereka akan memperoleh perlindungan dari orang-orang Yahudi dan Nasrani, meng­ingat orang-orang Yahudi dan Nasrani mempunyai pengaruh tersendiri di kalangan orang-orang kafir, sehingga sikap berteman akrab dengan mereka dapat memberikan manfaat ini. Maka Allah Swt berfirman menjawab mereka:
"Mudah-mudahan Allah akan memberikan kemenangan (kepada Rasul-Nya)."
>> Menurut As-Saddi, yang dimaksud dengan al-Fathu dalam ayat ini ialah kemenangan atas kota Mekah. Sedangkan yang lainnya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kekuasaan peradilan dan keputusan.
"atau sesuatu keputusan dari-Nya."
>> Menurut As-Saddi, makna yang dimaksud ialah memungut jizyah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani.
"Maka karena itu mereka menjadi."
>> Yakni orang-orang yang menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai wali mereka dari kalangan kaum munafik.
"menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka."
>> Yaitu menyesali perbuatan mereka yang berpihak kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani itu. Dengan kata lain, mereka menyesali perbuatan yang mereka lakukan karena usahanya itu tidak dapat memberikan hasil apa pun, tidak pula dapat menolak hal yang mereka hindari, bahkan berpihak kepada mereka merupakan penyebab utama dari kerusakan itu sendiri. Kini mereka keadaannya telah dipermalukan dan Allah telah menampakkan perkara mereka di dunia ini kepada hamba-hamba-Nya yang beriman, padahal sebelumnya mereka tersembunyi, keadaan dan prinsip mereka masih belum diketahui. Tetapi setelah semua penyebab yang mempermalukan mereka telah lengkap, maka tampak jelaslah perkara mereka di mata hamba-hamba Allah yang mukmin. Orang-orang mukmin merasa heran dengan sikap mereka (kaum munafik itu), bagaimana mereka dapat menampakkan diri bahwa mereka seakan-akan termasuk orang-orang mukmin, dan bahkan mereka berani bersumpah untuk itu, tetapi dalam waktu yang sama mereka berpihak kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani? Dengan demikian, tampak jelaslah kedustaan dan kebohongan mereka. (*)

Jonru