Showing posts with label Nasional. Show all posts
Showing posts with label Nasional. Show all posts

Monday, November 7, 2016

Tegas! Ketum PBNU: Pernyataan Pak Ahok Memang Menyinggung Perasaan Umat Islam


Media Dakwah - Kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Senin, 7 November 2016 sore menjadi tonggak istimewa bagi banyak pihak.

Jokowi yang disambut Rais Aam PBNU KH Ma�ruf Amin, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, serta sejumlah pengurus syuriyah dan tanfidziyah PBNU, mendapat 'hadiah' luar biasa.

Jokowi yang dalam kesempatan tersebut, meminta masukan pasca Aksi Damai Bela Quran 4 November 2016 atau dikenal dengan aksi 411, langsung mendapat jawaban yang tegas dan telak.

�Menurut saya pernyataan Pak Ahok memang menyinggung perasaan umat Islam, tapi soal menista atau tidak kita serahkan kepada kepolisian,� tutur Ketua Umum PBNU Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj.

Ketum PBNU juga mengimbau agar pemimpin berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan.

�Pemimpin tidak boleh berujar kalimat-kalimat kotor yang menimbulkan kontroversi bahkan melahirkan perpecahan. Seperti pepatah �keselamatan seseorang adalah dengan menjaga lisannya�,� imbuhnya lagi.

PBNU pun menyesalkan sikap pemerintah yang lamban dalam melakukan komunikasi politik dengan rakyat dan para ulama.

Sebagai masukan untuk Jokowi, PBNU pun mengeluarkan surat resmi pernyataan sikap.

Pernyataan sikap PBNU ini sudah lama dinanti masyarakat luas, tak hanya umat Islam namun umat non muslim, mengingat NU adalah organisasi Islam yang dikenal moderat.

Sikap tegas dan keras PBNU kepada pemerintah sekaligus memosisikan PBNU sebagai ormas yang tak segan mengkritik pemerintah apabila melakukan kebijakan yang melukai rakyat.

Baca pernyataan resmi PBNU selengkapnya di sini. [pco]

Puji Aksi Damai 4/11, Tokoh Kristen: Salam Kesatuan dari Kami Umat Kristen


Media Dakwah - Aksi damai menuntut proses hukum dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama 4 November lalu, mendapat apresiasi sejumlah kalangan. 

Ketua Badan Musyawarah Antar-Geraja Lembaga Keagamaan Kristen (BAMAG LKK), Agus Susanto, mengatakan aksi yang berlangsung tertib, damai, dan dihadiri ratusan ribu massa itu membuktikan bahwa gerakan ini bukanlah gerakan politik.

�Tetapi gerakan yang berangkat dari penegakan keyakinan (keagamaan),� katanya kepada Republika.co.id di Jakarta, Senin (7/11). 

Berangkat dari fakta inilah, Agus meminta pemerintah bersikap arif dan bijak menyikapi perkembangan tuntutan terhadap dugaan penistaan agama yang mengedepankan hukum ketimbang berhitung dari sisi perhitungan "politik" atau "politik kepentingan".

Agus mengingatkan elite politik agar tidak terjebak pada manuver-manuver politik dalam kasus ini dan meninggalkan perhitungan politik kebangsaan  yang berakibat terobeknya NKRI. �Ini penting jika tidak ingin kewibawaan pemerintah hilang,� paparnya.  

Dia berharap pihak berwajib transparan dan utuh menginformasikan penanganan hukum kasus dugaan penistaan agama tersebut kepada masyarakat.  

Agus menegaskan negara, warga negara, dan organisasi asing manapun yang mendukung atau membela salah satu kandidat dalam proses berdemokrasi bangsa ini, seperti Pilkada 2017, adalah bentuk intervensi yang akan berhadapan dengan kekuatan Indonesia. 

Agus juga mengimbau umat Kristen tetap memperkokoh kerukunan, kesatuan dan menonjolkan kasih dalam kehidupan sosial. Dia pun mengajak umat beragama hidup dalam kerukunan dan harmoni. 

�Sekali Indonesia tetap Indonesia. Salam Kesatuan berbangsa dari kami umat Kristen untuk umat Islam dan Indonesia,� katanya menutup perbincangan. [rol]

TNI: Apabila Tidak Ada Resolusi Jihad, Mungkin Kita Tidak Pernah Merdeka sampai Sekarang


Media Dakwah - Asisten Teritorial Panglima TNI Mayor Jenderal TNI Wiyarto berpendapat, resolusi jihad sangatlah erat hubungannya dengan Hari Pahlawan 10 November. Menurutnya, sejarah merebut kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) bisa dicapai dengan semangat fisabilillah dan pengabdian yang tinggi dari para ulama dan santri yang telah berjuang untuk merebut kemerdekaan yang dinikmati sampai hari ini.

�Mungkin tidak akan pernah ada Hari Pahlawan 10 November, apabila tidak ada Resolusi Jihad, dan mungkin kita tidak pernah merdeka sampai sekarang,� kata Wiyarto dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (7/11).

Menurut dia, semangat para kiai dan para santri tersebut sudah selayaknya dijadikan contoh untuk tetap bersama-sama menjaga NKRI. Apalagi Indonesia sudah sangat dikenal dunia sebagai negara Islam terbesar yang sangat demokratis, serta memiliki kesopanan dan kesantunan.

Maka dari itu, umat Islam Indonesia harus terus bisa bergandengan tangan dan bersilahturahmi untuk menjaga NKRI dan Ukhuwah Islamiyah. Sehingga, persatuan bangsa Indonesia bisa kokoh dan tak bisa dihancurkan. "Tetap jaga persatuan bangsa dan jangan sampai terjadi sesuatu yang dapat menghancurkannya,� kata Wiyarto. [rol]