Pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu pada
akhir Maret lalu menuai kontroversi. Kandidat petahana di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2017 itu dianggap
telah melakukan penistaan agama.
Anggota Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad Hari Wibowo meminta PDIP, Partai Golongan Karya, NasDem, dan Hanura
sebagai pengusung menegur Ahok. Pernyataan Ahok yang serampangan mengutip Al Maidah ayat 51 bisa ditafsirkan sebagai
penistaan agama.
"Kenapa PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura tidak mengambil tindakan terhadap calonnya yang melecehkan Al Maidah seperti itu?
Paling tidak tegurlah Ahok," kata Dradjad kepada wartawan, Jumat (7/10/2016).
Menurut dia pernyataan kasar dan sembarangan mengutip ayat suci yang dilakukan Ahok bisa saja memicu munculnya bibit
radikalisme. Dia pun meminta Gubernur Ahok tak sembarangan mengutip
ayat Alquran. "Saudara Gubernur Basuki (Ahok), jangan main-mainkan
ayat-ayat dalam Alqur-an," kata Dradjad.
Gubernur Ahok sendiri sudah membantah telah menistakan agama dengan mengutip surat Al-Maidah Ayat 51. Ahok membandingkan
dengan para pasukan ISIS yang seringkali menggunakan ayat suci Alquran dalam melakukan aksinya. Menurut dia, justru hal
yang seperti merekalah yang terbilang sesat dan menghina Alquran.
"ISIS membodohi kita enggak dengan ayat yang berbeda? Itu jelas. Jadi kalau kita mengatakan ISIS itu sesat membodohi orang
yang disesati Alquran, apa kita menghina Alquran? Yang menghina Alquran, yang memplesetkan Alquran ISIS dong. Justru bagi
saya yang rasis dan pengecut itu yang menghina kitab suci Alquran," kata Ahok.
Ahok menyebut surat Al Maidah ayat 51 itu pada Rabu, 30 Maret 2016
lalu saat menyampaikan rencananya membuat fasilitas koperasi dan
fasilitas bagi Kepulauan Seribu. Dalam kesempatan itu, Ahok menyampaikan
kepada warga Kepulauan Seribu agar tidak terpengaruh oleh program
fasilitas koperasi ini untuk memilih dia di Pilgub DKI 2017.
"Bapak Ibu nggak bisa pilih saya, karena dibohongin pakai Surat Al
Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu
perasaan ngga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin
gitu ya, nggak apa apa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu. Program
ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya
ga bisa pilih Ahok" kata ahok dalam pidato tersebut.