Saturday, October 8, 2016

Warga Nekat TILANG Polisi Pake Knalpot Racing Wor Wor

Friday, October 7, 2016

Satpol PP Mendapati Anaknya Sendiri Saat Razia Dihotel

Advokat ini Marah Karena Ahok Karena Kutip Surat Al-Maidah

KLARIFIKASI Ahok Tentang Ucapannya Surat Al Maidah Ayat 51 Di Kep. Seribu



Jakarta Governor Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) provide clarification on alleged harassment of the Holy Koran verse of Surat Al Maidah verse 51, Friday (10/07/2016).

Lately circulated video Ahok statement in the Thousand Islands of the controversy.

In the video there is a sentence that is not considered proper to say "lied to wear Surat Al Maidah 51".

Ahok also issued a statement in this regard, he tried clarification after a number of outstanding and he values less appropriate.

"Today many of my statement circulated on videotape as if I harass the holy Qur'an verse of Surah Al Maidah verse 51, on the occasion of my meeting with Thousand Island residents."

"With regard to that, I would like to express my statement in full through a complete video record my statement without a cut."

"I do not intend to harass the holy verses of the Koran, but I do not like to politicize the holy verses, both the Koran, the Bible, as well as other books."

A Norwegian Man's Ode To Nasi Padang: Audun Kvitland



A Norwegian Man's Ode To Nasi Padang: Audun Kvitland
For the past 48 hours, Indonesian netizens have been actively sharing
a viral music video by Norwegian singer Audun Kvitland Røstad, an ode
to one of Indonesia’s most popular dishes, Nasi Padang (rice with
various side dishes).


Audun, a music and sound designer for films, runs a sound studio
called Ambolt Audio with his friend and colleague, Jørgen Meyer in
Norway. “I also play guitar in a band called Asiago, and we will release
new music in early 2017.


His interest in Indonesia began five years ago when he bought a
Lonely Planet guide on Indonesia. “I sat down with my friend, Petter
Heggen, who was my travel mate on this trip and we were discussing which
places in the world we should travel to. After comparing pictures,
testimonies, blogs and climate reviews [in the month] of July, we ended
up in Indonesia,” Audun reminisced.




Audun and Petter set off for Indonesia in July 2016 and spent three
weeks exploring Bali, Lombok, Labuan Bajo, Ende, Yogyakarta and Jakarta.
“We went to see Buyan Lake in Bali, the rice terraces and Gitgit
Waterfall. We enjoyed all of them but I for me, the rice terraces looked
really stunning. It’s like arriving in a different planet,” Audun said,
also noting that they were lucky to be in Bali as the Bali
International Arts Festival was taking place.


After Bali, Audun and Petter traveled to Lombok and Labuan Bajo,
where komodo dragons made a great impression on them. “We did some
tracking on Rinca Island and were lucky enough to see three or four
Komodo dragons. Powerful experience, and slightly frightening when one
of them came walking straight toward us,” said Audun.


Making friends with locals at Moni, Ende, even participating in
cultural-exchange activities in one of Yogyakarta’s homeless shelters
are also the highlights of his trip, but Audun was most impressed by
Indonesian food, especially Nasi Padang.


“Nasi Padang was my favorite because of the unique combination of
tastes and different dishes with big variety. I’m also a fan of spicy
food, which made the chili combination very good,” Audun gushes about
his food crush. “When I visit a country, I enjoy tasting local foods,
and I feel Nasi Padang is a good representation of Indonesian cuisine.
Too bad I only tasted it on the last day of my travels,” he added.


Audun never expected the overwhelming virality of his Nasi Padang
video, “I had never dreamed of this kind of response, and I am very
flattered that people seem to like it. What really makes my day is
knowing that someone got happy from listening to the song.”




Apparently, viral songs are not new for Audun. However he didn’t
expect Nasi Padang to be huge considering its simple beginning, “I
talked about the Nasi Padang meal with an Indonesian friend, and made a
joke about making a song about it. Five minutes later, I had a sketch
ready for the beginning of the song. I thought it would be a fun idea as
my love for the food is genuine at the same time,” he said.


Audun adds, “I never expected or even dreamed about this kind of
enthusiasm. I must confess the affection for Indonesia and its people is
just growing when I’m receiving all this love.” The musician has made
the Nasi Padang video available on YouTube and the song free for
download on Soundcloud and iTunes. Fans can also stream the song for
free on Spotify.

Reaksi A'a Gym Atas Hinaan Ahok Terhadap Al Quran








Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ikut berkomentar soal video pidato
Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu yang
membahas surat Al Maidah ayat 51. Dai asal Bandung itu menganggap
pernyataan Ahok memang menyakiti hati umat Islam. Namun umat Islam
diminta untuk tidak bersikap berlebihan.





Meski begitu, ia meminta umat Islam agar menyikapi pernyataan Ahok
tersebut dengan tenang dan tak melampaui batas. Hal tersebut disampaikan
Aa Gym melalui video dalam halaman facebook resminya dan diunggah pada
Jumat




"Islam tidak mengenal kedzoliman kepada siapapun. Kita sikapi
perbuatan Ahok ini dengan sikap yang tidak melampaui batas bahkan
menunjukkan bagaimana Islam menyikapi dengan sikap terhormat akhlakul
karimah," tutur Aa Gym.







Selain itu, Aa Gym juga meminta Ahok untuk meminta maaf kepada umat
Islam dan tak mengulangi lagi perbuatannya. Berikut pernyataan Aa Gym
selengkapnya:




Kemarin terjadi kehebohan dengan viral dengan tersebarnya
cuplikan pidato saudara Ahok di Kepulauan Seribu. Saya mendengarnya,
menyimaknya beberapa kali. Sehingga banyak umat Islam yang terluka.




Berikut ini adalah statement bahwa saudara Ahok sebagai etnis
Tionghoa itu adalah bukan pilihannya. Ini adalah takdir yang
menciptakannya, sehingga bukan wilayah kita untuk mengomentari etnis.




Dua bahwa saudara beragama non Islam, itu adalah pilihannya. Dan
setiap orang berhak memilih apa yang akan dipertanggungjawabkannya dunia
akhirat. Bagi kita umat Islam tidak ada masalah, lakum dinukum
waliadin.




Adapun saudara Ahok memberikan statemen pernyataan terhadap Al
Quran dengan perkataan yang tidak pada tempatnya dengan cara yang tidak
pada tempatnya ini adalah perbuatan melampaui batas, ini adalah
perbuatan tercela, ini adalah perbuatan yang akan menimbulkan
konsekwensi dari perkataannya.




Oleh karena itu sangat bisa dimaklumi jikalau umat Islam merasa
tersinggung terluka oleh pernyataan yang melampaui batas ini. Apalagi
seorang yang diberikan cobaan jadi pimpinan di Jakarta.




Kepada umat Islam seluruhnya, bahwa takdir adanya kejadian ini
adalah ladang untuk beramal dan pencerah pemikiran serta sikap kita.




Ini alat ukur apakah hati kita tersinggung atau tidak. Kalau kita
merasa biasa-biasa saja Al Quran diremehkan, maka itu menunjukkan kadar
keimanan kita yang masih sangat rendah. Andaikata kita tersengat merasa
terluka, maka ini kita syukuri. Bahwa kita masih peduli dan menghormati
kalam Allah.




Namun pada saat yang sama kita pun harus menyikapi orang yang
melampaui batas ini dengan sikap yang ada dalam koridor ahlakul karimah.
Islam tidak mengenal kedzoliman kepada siapapun. Kita sikapi perbuatan
Ahok ini dengan sikap yang tidak melampaui batas bahkan menunjukkan
bagaimana Islam menyikapi dengan sikap terhormat akhlakul karimah.




Sebaiknya kita ingatkan saudara Ahok bahwa perbuatan ini
perbuatan yang sangat salah dianjurkan untuk memohon maaf secara terbuka
kepad umat Islam diakui dengan jujur dan tidak boleh mengulanginya
lagi. Dan andai pun sudah meminta maaf terbuka, umat Islam adalah
pemaaf.




Namun jikalau merasa tidak bersalah, dan tetap melakukan
perbuatan seperti ini maka mari kita selesaikan dalam koridor hukum.
Kita tuntut keadilan lewat koridor yang benar-benar diharapkan bisa
menuntaskan ini dengan sikap yang adil.




Banyak hikmah kejadian ini, nyata bahwa pemimpin yang berbeda
akidah tidak akan pernah bisa memahami apa yang kita muliakan, kita
hormati. Sulit bagi pemimpin yang berbeda akidah akan memuliakan Allah
karena tidak mengimaninya. Tidak akan bisa menghormati Al Quran karena
tidak mengimaninya. Tidak akan bisa menghormati Rasulullah sebagaimana
mestinya karena tidak mengimaninya. Nyatalah bahwa Al Quran 7 ayat
memerintahkan kita untuk tidak mmeilih orang yang berbeda akidah karena
memang tidak akan pernah bisa memuliakan Allah, memuliakan kalam Allah,
memulikan Rasulullah sebagaimana mestinya.




Semoga adanya kejadian ini benar-benar membuat kita semua
memahami apa yang semestinya kita lakukan. Mudah-mudahan semua pihak
mendapat pelajaran dan mengambil hikmah. Sekian, wassalamualaikum wr wb.



Ahok bilang ummat Islam dibohongi dengan surat Al maidah 51



Pidato Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang mengutip surat Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu pada


akhir Maret lalu menuai kontroversi. Kandidat petahana di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI 2017 itu dianggap


telah melakukan penistaan agama.





Anggota Dewan Pakar Partai Amanat Nasional Dradjad Hari Wibowo meminta PDIP, Partai Golongan Karya, NasDem, dan Hanura


sebagai pengusung menegur Ahok. Pernyataan Ahok yang serampangan mengutip Al Maidah ayat 51 bisa ditafsirkan sebagai


penistaan agama.





"Kenapa PDIP, Golkar, NasDem dan Hanura tidak mengambil tindakan terhadap calonnya yang melecehkan Al Maidah seperti itu?


Paling tidak tegurlah Ahok," kata Dradjad kepada wartawan, Jumat (7/10/2016).



Menurut dia pernyataan kasar dan sembarangan mengutip ayat suci yang dilakukan Ahok bisa saja memicu munculnya bibit


radikalisme. Dia pun meminta Gubernur Ahok tak sembarangan mengutip
ayat Alquran. "Saudara Gubernur Basuki (Ahok), jangan main-mainkan
ayat-ayat dalam Alqur-an," kata Dradjad.



Gubernur Ahok sendiri sudah membantah telah menistakan agama dengan mengutip surat Al-Maidah Ayat 51. Ahok membandingkan


dengan para pasukan ISIS yang seringkali menggunakan ayat suci Alquran dalam melakukan aksinya. Menurut dia, justru hal


yang seperti merekalah yang terbilang sesat dan menghina Alquran.





"ISIS membodohi kita enggak dengan ayat yang berbeda? Itu jelas. Jadi kalau kita mengatakan ISIS itu sesat membodohi orang


yang disesati Alquran, apa kita menghina Alquran? Yang menghina Alquran, yang memplesetkan Alquran ISIS dong. Justru bagi


saya yang rasis dan pengecut itu yang menghina kitab suci Alquran," kata Ahok.



Ahok menyebut surat Al Maidah ayat 51 itu pada Rabu, 30 Maret 2016
lalu saat menyampaikan rencananya membuat fasilitas koperasi dan
fasilitas bagi Kepulauan Seribu. Dalam kesempatan itu, Ahok menyampaikan
kepada warga Kepulauan Seribu agar tidak terpengaruh oleh program
fasilitas koperasi ini untuk memilih dia di Pilgub DKI 2017.





"Bapak Ibu nggak bisa pilih saya, karena dibohongin pakai Surat Al
Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu
perasaan ngga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, dibodohin
gitu ya, nggak apa apa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu. Program
ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya
ga bisa pilih Ahok" kata ahok dalam pidato tersebut.